Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Surgawi Itu Bernama Dodola...

Kompas.com - 19/02/2011, 14:21 WIB

KOMPAS.com — Laksana surga yang dicampakkan ke bumi. Pulau surgawi itu bernama Dodola. Terletak di Kepulauan Morotai, Maluku Utara, Pulau Dodola terdiri atas dua pulau. Pulau Dodola Besar dan Pulau Dodola Kecil.

Kala air surut, kedua pulau akan menyambung oleh pasir putih memanjang. Sebuah pola guratan nan magis tampak di sepanjang pasir penyambung. Guratan-guratan yang muncul akibat angin dan ombak. Dari Dodola Besar perlu waktu sekitar lima menit berjalan kaki untuk mencapai Dodola Kecil.

Selain pasir yang menyambungkan kedua pulau, air laut yang surut menampakkan karang-karang penuh rumput laut. Sebaliknya, saat air pasang, Dodola pun bercerai menjadi dua pulau, terpisah oleh air laut bagai selat.

Pulau Dodola cocok menjadi lokasi snorkeling dan menyelam. Namun sebagai tempat untuk sekadar berjemur menatap keelokan pantai pun begitu memikat. Pastikan untuk berenang karena air yang begitu biru sangat menggoda diri untuk mencebur ke dalam hangatnya air laut.

Bagai perempuan yang bersolek, bumi Dodola berdandan dengan bedak putih. Ya, pasir putih di Dodola sangat lembut, nyaris serupa dengan bedak atau tepung. Dodola adalah gadis perawan yang rupawan. Pulau tak berpenghuni nan sepi. Hanya sesekali nelayan yang mampir melepas penat.

Saya sempat bertemu dua orang nelayan yang sedang mencari ikan di tengah lautan. Mereka beristirahat sejenak di Pulau Dodola. Ketinting atau perahu tradisional khas Maluku diparkir di tepi pantai. Jika Anda ingin bertandang ke pulau elok itu, Anda bisa menumpang Ketingting.

"Lima puluh ribu sekali jalan," begitu kata salah satu nelayan. Anda bisa juga menyewa speedboat untuk mencapai Pulau Dodola. Namun, menumpang ketinting sambil mengikuti kesibukan nelayan melaut tentu memberi kesan yang lebih mendalam.

Di Dodola Kecil sama sekali tidak ada sentuhan manusia. Berbeda dengan Pulau Dodola Besar yang memiliki dermaga kayu dan bangunan semacam vila. Namun vila itu tak terawat dan dibiarkan telantar. Pemerintah kabupaten memang berencana mengembangkan pulau itu sebagai obyek wisata lengkap dengan penginapan persis di tepi pantai.

Kabupaten Morotai sendiri terdiri dari gugusan lebih dari tiga puluh pulau. Sebagian besar adalah pulau-pulau kecil yang tak berpenghuni. Morotai terkenal sebagai lokasi bersejarah yang berperan besar pada Perang Dunia II. Jepang dan tentara sekutu pernah bertempur di pulau itu. Karena itu, kedua kubu pernah bermarkas.

Sampai kini, sisa peninggalan bersejarah masih bisa terlihat jelas di dasar laut. Karena itu, aktivitas menyelam di Morotai bagai mengabungkan wisata bahari dengan wisata sejarah. Firman, penyelam asli Morotai, menuturkan, ada 13 titik laut yang ada peninggalan sejarah.

"Lima lokasi sudah ada dokumentasinya. Sisanya masih berupa cerita-cerita rakyat, jadi belum terbukti," kata Firman. Kelima lokasi tersebut ada di Wawama, Totodaku, Mira, Buhobuho, dan laut di antara Dodola dengan Kelerai.

"Di Wawama dan Totodaku, ada pesawat sekutu dan jip. Kalau di Mira ada kapal karam. Di Buhohubo dan dekat Dodola ada pesawat tempur," katanya. Firman bertekad untuk terus menyelam demi menyingkap laut Morotai yang menyimpan sisa-sisa Perang Dunia II.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sandiaga Usulkan Bebas Visa Kunjungan untuk 20 Negara, Termasuk China

Sandiaga Usulkan Bebas Visa Kunjungan untuk 20 Negara, Termasuk China

Travel Update
Garuda Indonesia dan Citilink Siapkan 1,8 Juta Kursi Saat Nataru

Garuda Indonesia dan Citilink Siapkan 1,8 Juta Kursi Saat Nataru

Travel Update
5 Tempat Wisata Anak di Bandung, Liburan Seru Penuh Edukasi

5 Tempat Wisata Anak di Bandung, Liburan Seru Penuh Edukasi

Jalan Jalan
Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Saat Nataru, Bisa Mampir Stasiun Tuntang ala 'Gadis Kretek'

Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Saat Nataru, Bisa Mampir Stasiun Tuntang ala "Gadis Kretek"

Hotel Story
Libur Nataru, Pelni Labuan Bajo Tambah Rute dan Kuota Penumpang

Libur Nataru, Pelni Labuan Bajo Tambah Rute dan Kuota Penumpang

Travel Update
Kereta Uap Harry Potter Terancam Ditutup Akibat Alasan Keamanan

Kereta Uap Harry Potter Terancam Ditutup Akibat Alasan Keamanan

Travel Update
Bandara Komodo di Labuan Bajo Naik Status Jadi Bandara Internasional

Bandara Komodo di Labuan Bajo Naik Status Jadi Bandara Internasional

Travel Update
4 Wahana Perosotan Pelangi di Bogor, Bisa Meluncur di Kebun Teh 

4 Wahana Perosotan Pelangi di Bogor, Bisa Meluncur di Kebun Teh 

Jalan Jalan
Kaleidoskop Aturan Baru untuk Turis di Bali Sepanjang 2023

Kaleidoskop Aturan Baru untuk Turis di Bali Sepanjang 2023

Travel Update
PHRI Bantul: Pemesanan Hotel untuk Libur Akhir Tahun Sudah 70 persen

PHRI Bantul: Pemesanan Hotel untuk Libur Akhir Tahun Sudah 70 persen

Travel Update
LRT Sumsel Perpanjang Jam Operasi Saat Malam Tahun Baru, hingga Pukul 01.00

LRT Sumsel Perpanjang Jam Operasi Saat Malam Tahun Baru, hingga Pukul 01.00

Travel Update
Tren Slowcation Diprediksi Banyak Dicari Tahun Depan, Apa Itu?

Tren Slowcation Diprediksi Banyak Dicari Tahun Depan, Apa Itu?

Travel Update
Main ke Rumah Hantu Solo, Bisa Mampir ke 7 Wisata Ini 

Main ke Rumah Hantu Solo, Bisa Mampir ke 7 Wisata Ini 

Jalan Jalan
Kawasan Bromo Tutup untuk Kendaraan Bermotor Saat Wulan Kapitu

Kawasan Bromo Tutup untuk Kendaraan Bermotor Saat Wulan Kapitu

Travel Update
Tiket Kereta Api Berangkat dari DAOP 6 Baru Terisi 34 Persen

Tiket Kereta Api Berangkat dari DAOP 6 Baru Terisi 34 Persen

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com