Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Napoleon di Wakatobi

Kompas.com - 05/05/2011, 14:49 WIB

KOMPAS.com - Kepulauan Wakatobi memang identik dengan wisata bahari berupa selam dan snorkeling. Menyelam di kepulauan yang terdiri dari Pulau Wangi-wangi, Kadelupa, Tomia dan Binongko, ini penyelam dapat melihat biota laut yang jarang ditemui di tempat selam lain.

Selain napoleon, penyelam dapat menemukan keragaman hayati lain, seperti coral, kelinci laut, lion fish hingga gerombolan ikan yang bergerak bersamaan membentuk pola tertentu. Masuk dalam wilayah coral triangle, keragaman hayati di perairan Wakatobi adalah salah satu yang terkaya.

Project Leader WWF Wakatobi, Sugiyanta, yang kerap menyelam di perairan Wakatobi mengatakan, "Di tempat ini yang jelas kita bisa menemukan ikan napoleon berukuran besar yang sulit ditemui di tempat lain."

Ikan napoleon (Cheilunus undulatus) menurut Sugiyanta, memiliki warna hijau yang khas dan tanda di kepala. "Ikan ini juga memiliki perilaku yang kalem," tambahnya.

Bila dilihat sekilas, mulut ikan ini pun mirip dengan mulut louhan. Napoleon merupakan jenis ikan karang besar yang hidup di perairan tropis. Umur ikan ini bisa mencapai 50 tahun dengan panjang dan berat mencapai 1,5 meter dan berat 80 kg.

Ikan ini memiliki sistem reproduksi hermaphrodit, biasanya terlahir sebagai jantan, lalu berubah menjadi betina kala beranjak dewasa. Jenis makanan ikan ini adalah crustacea dan mollusca. Biasanya ikan ditemukan di wilayah yang karangnya masih bagus.

Berbeda dengan ikan lain yang biasa ditemui dalam koloni, ikan ini hidup soliter. Ciri khas lain, matanya mampu memutar sehingga bisa melihat 180 derajat.

Sugiyanta mengatakan, Napoleon hanya dapat ditemui di beberapa wilayah Wakatobi, seperti Sampela reef, dekat Pulau Hoga, Waha di Wangi- wangi, Tona reef, dan pelabuhan Mandati," ungkap Sugiyanta, ketika ditemui dalam media trip WWF ke Wakatobi, Rabu (4/5).

Beberapa wilayah lain tempat ikan itu ditemukan adalah di dekat Tomia, yakni Karang Lentea Selatan Karang Runduma dan Tanjung Pulau Runduma. "Biasanya, ikan Napoleon bisa ditemui di kedalaman 23 meter," kata Sugiyanta.

Ia mengungkapkan, ikan ini dapat dijumpai sepanjang waktu. Ikan napoleon merupakan biota laut yang terancam, karena perburuan untuk mendapatkan daging lezatnya. Populasinya kini sudah mulai menipis, sehingga perlindungan diperlukan untuk menyelamatkan spesies ini.

Wakatobi kini bisa dijangkau dengan pesawat komersial yang mendarat di Wangi-wangi. Sementara untuk menjumpai napoleon, terdapat speedboat atau kapal yang dapat mengantar hingga lokasi yang diinginkan, sekaligus dengan pemandu selam.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Toko Oleh-oleh di Purworejo Jawa Tengah, Banyak Pilihannya

5 Toko Oleh-oleh di Purworejo Jawa Tengah, Banyak Pilihannya

Itinerary
5 Tempat Wisata di Bali Disiapkan untuk Delegasi World Water Forum

5 Tempat Wisata di Bali Disiapkan untuk Delegasi World Water Forum

Travel Update
8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com