Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harta Karun Itu Bernama Benteng Amber

Kompas.com - 19/05/2011, 14:09 WIB

KOMPAS.com - Amber Fort awalnya merupakan komplek istana di dalam sebuah benteng bernama Amber. Kini Amber Fort lebih di kenal dengan nama Jaigarh Fort. Letaknya terdapat di kawasan  Amber, sepuluh kilometer dari pusat kota Jaipur. Material bangunannya terdiri dari batu pasir merah dan marmer putih. Konon benteng ini disebut-sebut sebagai harta karun pewaris keturunan suku Kacchwala, salah satu suku tertua di Rajashtan sebelum akhirnya Jaipur dinobatkan sebagai ibu kota tahun 1827. Kehadiran Danau Maotha di depannya menimbulkan efek refleksi dari kemegahan benteng tersebut.

Seperti benteng-benteng yang memanjang hingga ke ujung wilayah Amber, bangunan Jaigarh Fort juga terdiri dari marmer dan perpaduan batu pasir merah. Pembangunan benteng tersebut dimulai pada tahun 1592 di bawah kepemerintahan Raja Man Sing II, tetapi menurut bentuknya yang sekarang, benteng tersebut merupakan hasil olah renovasi saat kepemerintahan Raja Jai Singh II. Kata Amer pun melekat di lidah orang-orang lokal India, konon “amer” bermakna tinggi, mencerminkan letak benteng tersebut di dataran yang tertinggi di kawasan Jaipur.

Struktur tampilan luar benteng ini begitu berbeda dengan karakter aslinya, tampilannya yang agak kasar dan terjal sangat bertolak belakang dengan struktur kehidupan yang ada di dalamnya, begitu lembut dengan nuansa arsitektur Islam dan Hindu, dan terlihat sangat nyaman. Kedua nuansa tersebut tertuang dalam konteks dekorasi dinding di benteng ini. Adegan perburuan di beberapa bagian dinding istana di dalamnya mencerminkan karakteristik Rajputana yang gemar berpetualang dan sangat revolusioner.

Tak terbantahkan, benteng Amber ini begitu menarik minat para wisatawan yang silih berganti datang memburu keunikan seni arsitektur dengan kualitas artistik yang proporsional. Meski untuk sampai di bagian istana ini, pengunjung mesti menyusuri anak tangga demi anak tanggak yang tak sedikit jumlahnya. Menurut luasnya yang menutup seluruh bagian Amber, sekilas benteng Amber terlihat mirip dengan The Great Wall of China. Bagi kendaraan pribadi, dapat mengakses pintu masuk dari belakang benteng ini, bahkan sejumlah wisatawan yang sengaja berpelesir dengan gajah-gajah sewaan nampak asyik melalui pintu belakang.

Apalagi ukiran-ukiran yang ditampilkan di bagian dalam istana, benar-benar membuat decak kagum, pasalnya kebanyakan ukiran-ukiran disini menuai detail yang sangat rumit, tetapi bila ditilik dari kualitas pengerjaannya, ukiran tersebut termasuk sangat eksklusif dan halus.

Benteng Amber dibagi menjadi empat bagian, setiap bagian bisa diakses melalui tangga utama dari gerbang lokasi, atau dari jalur luas yang mengarah ke setiap bagiannya. Terdapat 2 jalur pintu masuk, bagi yang mengemudikan kendaraan pribadi pintu masuk bisa langsung diakses tepat dibelakang istana benteng ini. Sedangkan bagi para backpacker yang menggunakan kendaraan umum atau autoricksaw, hanya bisa mengakses pintu masuk utama di Suraj Pol.

Suraj Pol membimbing pengunjung pada Jaleb Chowk, sebuah pelataran utama dari benteng Amber, dimana terdapat akses anak tangga menuju ke pintu masuk Istana. Dulunya pelataran ini menjadi tempat agung bagi para prajurit seusai bertugas, diamana mereka diarak secara terhormat menuju kediamannya.

Di sisi lain sebelum tiba di Jaleb Chowk, pengunjung diajak berziarah ke sebuah kuil bernama Kali Temple. Kuil yang memiliki nama lain Shila Devi temple tersebut didedikasikan untuk seekor Singa Perak yang sangat besar. Asal-usul singa perak itu sendiri masih tidak begitu jelas terungkap. Kuil ini begitu artistik dengan sentuhan perak di pintu dengan relief terangkat.

Menurut legenda, Raja Jai Singh I menyembahnya demi kemenagan melawan penguasa Bengal. Dalam riwayat diceritakan, Kali atau singa perak tersebut datang dalam mimpi sang raja, memintanya untuk mengambil sebuah patung singa yang tenggelam didalam dasar lautan Jassore (wilayah Bangladesh), dan memulihkannya dengan membangunnya kembali di istananya.

Dan sebagai imbalan, konon raja Jai Singh memenangkan pertempuran dengan penguasa Bengali. Selain singa perak tersebut, sebuah patung Ganesha yang terbuat dari potongan koral utuh pun nampak membuat rasa ingin tahu yang lebih di hati para wisatawan.

Puas dengan benteng Amber yang gagah ini, Anda dapat menikmati pemandangan istana Rajput lainnya, masih di sekitar jalan Amber. Jai Mandir, disebut-sebut sebagai istana air karena letaknya yang mengapung di perairan danau Man Sagar, tepatnya di Utara Jaipur. Danau tersebut di buat pada masa abad ke 16 sebagai bendungan untuk melestarikan air minum, mengingat daerah ini merupakan padang tandus. Sedangkan Jai mandir sendiri dibangun pada tahun 1799 oleh Raja Madho Singh II, fungsinya tak jauh beda dengan Lake Palace yang dibangunnya di Udaipur. Namun tempat ini lebih ditekankan sebagai tempat liburan Raja, konon beliau sangat gemar berburu dan berpesta daging bebek. Tapi sayang, kondisinya sekarang lebih menunjukkan tempat ini tidak berfungsi lagi.

Anda dapat mengakses benteng Amber dengan menggunakan bus lokal yang menuju ke distrik Amber dari pusat kota Jaipur. Lebih mudah lagi menggunakan jasa taksi atau autoricksaw. Sedangkan untuk tiket masuk perorang dikenakkan biaya 150 Rupees. Tiket biasanya sudah termasuk dalam biaya tiket ke City Palace. (Zee)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com