Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jantung" Kehidupan Orang Sumba

Kompas.com - 30/05/2011, 14:21 WIB

”Perkembangan modern perlahan-lahan menggeser nilai-nilai mitis magis dari kampung ini. Sekarang, anak muda sulit diatur, terutama mereka yang sudah pergi ke kota besar atau menyebut diri sebagai pelajar atau mahasiswa. Mereka tidak peduli terhadap segala kepercayaan yang dianut orangtua di kampung,” kata Ndongu.

Kepala Urusan Pemerintahan Desa Atedalo, Kecamatan Kodi, SBD, Robert Ranggamone, mengatakan, dalam urusan adat, pemerintah desa selalu bergantung pada rato. Di Desa Atedalo terdapat dua kampung adat, yakni Bukabhani dan Tossi. Bukabhani merupakan kampung adat tertua di seluruh SBD, bahkan Sumba.

”Penyelenggaraan pasola baik di Sumba Barat maupun SBD selalu mendengar masukan dari Rato Bukabhani,” katanya.

Di Sumba Timur, tradisi pasola sudah lenyap puluhan tahun silam setelah agama Kristen masuk. Di Sumba Barat Daya dan Sumba Barat, budaya pasola masih hidup karena agama Katolik memberi kesempatan bagi budaya lokal untuk tumbuh dan berkembang.

Moses Wakar (23), warga kampung Bukabhani, menuturkan, kekuatan gaib yang diperlihatkan para leluhur makin sirna tahun demi tahun. Itu dikarenakan perkembangan zaman dan sikap generasi muda yang kurang perhatian terhadap adat.

”Upacara pasola, pemerintah sudah mengambil alih dengan alasan demi pariwisata. Sejumlah nilai budaya dan tradisi lokal diabaikan, seperti penentuan hari dan tanggal pelaksanaan pasola. Di Wanokaka, misalnya, pasola biasanya diselenggarakan bulan Maret, tetapi kini malah sudah diselenggarakan pada bulan Februari,” kata Wakar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com