Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Seharusnya Hidup, Bukan Kaku!

Kompas.com - 01/07/2011, 03:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Museum seharusnya hidup, bukan suatu bangunan kaku. Oleh karena itu, sebaiknya di dalam museum terdapat aneka aktivitas. Hal tersebut diungkapkan Okke Hatta Rajasa selaku Ketua Panitia Penyelenggara Pameran Kriya Unggulan Nusantara 2011.

"Museum tidak harus yang kaku tapi juga pusat informasi dan ilmu. Jadi museum itu harus hidup sesuai kebutuhan masa kini. Apalagi bangunan Lawang Sewu luar biasa, jadi kita ingin ubah image ini," katanya pada jumpa pers mengenai Pameran Kriya Unggulan Nusantara 2011 di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Kamis (30/6/2011).

Ia menyebut Gedung Lawang Sewu di Semarang, karena Pameran Kriya Unggulan Nusantara 2011 akan diselenggarakan di lokasi tersebut pada 5-10 Juli 2011. Acara tersebut diselenggarakan oleh Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) bekerja sama dengan Pemda Provinsi Jawa Tengah dan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). Pameran tersebut bertujuan untuk memperkenalkan berbagai potensi kerajinan dari setiap daerah di tanah air.

Lawang Sewu merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang ada di Jawa Tengah. Gedung tersebut dibangun oleh Belanda dan menyimpan sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Menurut UU tentang Cagar Budaya, gedung yang telah berusia lebih dari 100 tahun dapat dimanfaatkan selama tidak mengubah keasliannya dan sesuai fungsi awalnya.

Gedung Lawang Sewu memiliki keunikan dan keindahan arsitektur yang dapat difungsikan sebagai living museum. Gedung dapat dimanfaatkan untuk mendukung industri kreatif, ruang pamer hasil kerajinan, pergelaran seni, seminar dan perkantoran.

Pihak penyelenggara pameran berharap dengan memanfaatkan Lawang Sewu sebagai lokasi pameran kerajinan, dapat merubah citra Lawang Sewu yang menyeramkan. Sekaligus menjadikan Lawang Sewu ikon wisata Kota Semarang.

"Kami harap ini dapat menginspirasi daerah dan instansi lain. Mungkin bentuknya berbeda, tidak harus menjadi tempat pameran. Bisa dengan menjadikan museum sebagai gedung pertemuan atau pameran sejarah dari gedung itu. Yang penting mendayagunakan cagar budaya tapi tetap dengan mengingat peraturan yang berlaku untuk cagar budaya," kata Trisna Wacik selaku Ketua Bidang Promosi dan Pariwisata untuk penyelenggaraan Pameran Kriya Unggulan Nusantara 2011.

Ia menambahkan pemugaran yang dilakukan di Gedung Lawang Sewu pun sebelumnya telah disesuaikan dengan aturan yang berlaku. "Jadi tidak bisa langsung main pasang AC atau maku di sana-sini. Apa memang tidak boleh Cagar Budaya dikomersialisasikan? Asal sesuai aturan mengenai Cagar Budaya saja," tambahnya.

Memang, sebelumnya Lawang Sewu sempat dipugar. Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan pameran akan dilakukan peresmian Purna Pugar Cagar Budaya Gedung A Lawang Sewu oleh Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono selaku Pembina Dekranas, didampingi Herawati Boediono sebagai Ketua Umum pada Selasa (5/7/2011). Pameran Kriya Unggulan Nusantara memamerkan produk kerajinan unggulan dari seluruh daerah di Indonesia. Selain itu, akan digelar demo kerajinan, penjualan langsung, kompetisi produk kerajinan, peragaan busana, dan pemberian penghargaan kreasi cipta karya.

Pameran didukung enam kementerian yaitu Kemendagri, Kemendustrian, Kemendag, Kemenbudpar, Kemenkop dan UKM, dan Kementerian BUMN. Juga didukung Dekranas Pusat dan Daerah, serta instansi lainnya. Acara peresmian juga akan dimeriahkan oleh tari tradisional anak dari Kabupaten Wonogiri yang pernah memenangkan Festival Seni Tari Tingkat Nasional tahun 2009.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com