GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com - Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) DI Yogyakarta belum akan melakukan pengurangan populasi kera ekor panjang, sebelum mendapatkan laporan resmi dari pihak kecamatan maupun desa-desa yang diserang hewan itu.
"Kami belum menerima permohonan resmi dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Pemkab Gunungkidul untuk mengatasi persoalan kera, termasuk mendatangkan pawang kera dari Badui," kata Sartana, Kepala Seksi Konservasi Wilayah II, BKSDA DI Yogyakarta, Kamis (14/7/2011).
Sartana mengemukakan itu terkait serangan kawanan kera ekor panjang ke lahan pertanian di sejumlah wilayah di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Sementara Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Gunungkidul, Anik Indarwati, menyatakan, tidak adanya anggaran membuat pihaknya tak mampu mendatangkan pawang dari Badui. Ia juga enggan menyebutkan besaran dana yang dibutuhkan.
"Kami telah melakukan koordinasi dengan BKSDA, untuk mengurangi populasi kera ekor panjang. Namun, karena belum ada anggaran untuk itu, mau gimana lagi," ujar Anik, Kamis.
Serangan kera ekor panjang di Gunungkidul terus meluas. Setelah Kecamatan Tepus, Saptosari, Paliyan, Ponjong, dan Semin, kini merambah ke Kecamatan Wonosari. Bahkan sejumlah petani Dusun Kamal, Desa Wunung, Wonosari merugi, lantaran tanaman palawija mereka dirusak dan dimakan kawanan kera itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.