Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Dikejar Komodo? Ini Tipsnya...

Kompas.com - 08/08/2011, 07:30 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com — Komodo di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, memang benar-benar hidup bebas. Wisatawan yang berkunjung ke Pulau Rinca dan Pulau Komodo bisa melihat langsung komodo tanpa halangan kandang. Pulau Rinca dan Pulau Komodo tersebut masuk dalam TNK dan menjadi "rumah" bagi para komodo.

Oleh karena itu, wisatawan perlu berhati-hati saat berkunjung ke TNK, apalagi mengingat komodo adalah binatang buas dan kanibal. Penglihatan komodo memang buruk. Namun, pendengaran dan penciumannya sangat tajam.

Sebelumnya, ranger atau polisi hutan akan menjelaskan sekilas tentang komodo dan peraturan yang harus ditaati para wisatawan. Setelah itu, wisatawan dapat memilih jarak trekking yang diinginkan. Bisa jarak pendek, menengah, maupun panjang. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan saat berwisata ke TNK:

Berjalan dalam rombongan. Saat trekking, tetaplah dalam rombongan karena komodo menyerang mangsa yang sendirian.

"Ranger" sebagai pemandu. Jangan jauh-jauh dari ranger yang bertindak sebagai pemandu. Ranger sudah berpengalaman dalam menghadapi komodo. Umumnya, ranger dibekali dengan tongkat kayu dengan ujung bercabang. Tongkat ini berfungsi untuk menghalau komodo.

Jangan membuat gerakan tiba-tiba. Komodo biasanya tenang-tenang saja jika ada manusia lewat, asal tidak diganggu. Salah satunya adalah gerakan tiba-tiba. Oleh karena itu, jangan lari. Pasalnya, gerakan ini malah dapat membuat komodo mengejar Anda.

Jika dikejar komodo? Larilah secara zig-zag. Komodo tidak bisa lari secara zig-zag, dan ia akan kesusahan berbelok. Namun, jangan remehkan kecepatan komodo. Ia mampu berlari 18 kilometer per jam.

Naik ke tempat tinggi. Jika dikejar komodo, naiklah ke rumah panggung yang ada di dekat Anda. Umumnya bangunan di kawasan ini dibangun dalam bentuk seperti rumah panggung. Dengan begini, komodo akan kesulitan naik tangga. Namun, berhati-hatilah karena komodo senang berteduh di bawah bangunan. Jangan naik ke pohon karena komodo usia satu sampai dua tahun jago memanjat pohon. Komodo usia ini terpaksa memanjat pohon untuk menghindari komodo dewasa. Komodo adalah binatang kanibal yang bisa memakan komodo lebih lemah dari dirinya.

Seperti bunglon, diam yang menipu. Waspadalah saat berjalan. Sosok komodo saat tidur-tiduran selintas seperti tanah berdebu atau batang kayu kering. Bisa-bisa, tanpa sengaja, Anda menginjak komodo. Jika Anda bertemu komodo dalam posisi berleha-leha, hati-hatilah. Ia pandai menipu. Dalam posisi tak siaga itu, ia malah menanti mangsa yang lengah.

Jangan berisik dan jangan menggunakan parfum menyengat. Komodo memiliki pendengaran dan penciuman yang tajam. Oleh karena itu, jangan ribut saat berada di dalam rombongan. Selain itu, beberapa ranger juga menyarankan untuk tidak memakai parfum yang terlalu menyengat karena dapat memancing penciuman komodo.

Perempuan yang menstruasi. Komodo sangat peka dengan bau darah. Jika ia mencium bau darah, secara naluriah ia akan mencarinya sebagai mangsa. Oleh karena itu, perempuan yang tengah menstruasi sebaiknya melapor ke ranger. Hal ini perlu agar ranger dapat berjaga-jaga. Perempuan yang sedang menstruasi tetap boleh melakukan trekking. Namun, sebaiknya tidak pada awal-awal menstruasi atau sedang banyak-banyaknya.

Jangan menyalakan api. Kawasan ini sangat kering dan tandus. Oleh karena itu, jangan merokok atau menyalakan api. Sepercik api bisa mengakibatkan kebakaran di kawasan ini. Pulau-pulau tersebut memang rentan terhadap bahaya kebakaran.

Gunakan pakaian yang sesuai. Pakaian katun yang menyerap keringat sangat disarankan untuk dipakai saat melakukan trekking. Mataharinya sangat terik dan udara di sini pun kering. Gunakan pula sunblock dan topi. Ada baiknya Anda memakai celana panjang dan baju lengan panjang. Agar mudah saat berjalan, gunakan sandal gunung dan sepatu olahraga.

Beli suvenir di Pulau Komodo. Jika Anda memang ingin membeli cendera mata, sebaiknya beli di Pulau Komodo. Selain lebih beragam daripada di Labuan Bajo, harganya pun lebih murah. Jadikan acara membeli cendera mata sebagai agenda wajib karena hal ini dapat membantu perekonomian masyarakat setempat. Anda bisa membeli patung kayu berbentuk komodo dalam berbagai ukuran, kalung mutiara, dan ukiran kayu lainnya.

Bawa kamera. Benda yang wajib dibawa tentu saja kamera. Tak perlu sungkan membawa tripod dan lensa tele karena yang akan Anda foto tak hanya komodo, tetapi juga pemandangan dari ketinggian, burung-burung langka, dan satwa lainnya. Jika punya, bawa juga kamera tahan air yang bisa dipakai di kedalaman laut. Saat berkunjung ke Pulau Komodo, tak lengkap rasanya jika tak merasakan snorkeling dan diving.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

    4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

    Jalan Jalan
    3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

    3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

    Hotel Story
    Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

    Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

    Jalan Jalan
    Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

    Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

    Jalan Jalan
    Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

    Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

    Travel Tips
    4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

    4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

    Jalan Jalan
    Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

    Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

    Jalan Jalan
    Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

    Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

    Jalan Jalan
    Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

    Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

    Travel Tips
    8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

    8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

    Travel Tips
    Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

    Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

    Travel Update
    8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

    8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

    Travel Tips
    Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

    Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

    Travel Update
    10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

    10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

    Travel Tips
    Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

    Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com