Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringati HUT RI di Sungai Gendol

Kompas.com - 17/08/2011, 15:44 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan warga korban erupsi Merapi, Rabu (17/8/2011), mengikuti upacara bendera memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia di tengah aliran Sungai Gendol di Dusun Brongkol, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Peringatan 66 tahun kemerdekaan Indonesia tersebut diperingati warga dengan sederhana dalam suasana keprihatinan dan kesedihan.

Ini merupakan kali pertama warga memperingati hari kemerdekaan Indonesia pasca erupsi Merapi 5 November 2010 yang menewaskan anggota keluarga serta menghancurkan rumah tinggal dan seluruh harta benda mereka.

Upacara bendera berlangsung sangat spontan dan warga pun mengikutinya secara sukarela. Tak heran jika dalam barisan terdapat ibu-ibu yang membawa piring nasi sambil menyuapi anaknya.

Sementara di sudut lain para penambang pasir menghentikan kegiatanya dan ikut menghormati pengibaran bendera di atas buldozer dan truk.

Upacara berlangsung tepat pukul 08.00 wib diawali dengan bunyi sirine petanda detik-detik kemerdekaan Indonesia dilanjutkan pembacaan naskah proklmasi. Seluruh peserta nampak khusyuk mengikuti rangkaian upacara menghadap Gunung Merapi yang megah.

Kegiatan yang digagas anggota Pramuka UIN Sunankalijaga tersebut mengambil tema Dengan Semangat Proklamasi Masyarakat Bantaran Sungai Gendol Bangkit Kembali Menyongsong Masa Depan.

Menutut Ketua Panitia, Eka Sari, Peringatan Kemerdekaan tahun ini mengedepankan makna kebangsaan sebagai wujud ke Indonesiaan melalui peristiwa Merapi. Ia menambahkan, peristiwa eruspi merapi tahun lalu bukan semata menjadi tanggung jawab masyarakat dan pemerintah setempat, namun menjadi tanggung jawab bangsa.

Upacara peringatan hari kemerdekaan diikuti warga dari lima dusun, yaitu Dusun Jaranan, Cangkringan, Brongkol, Morangan, dan Plumbon serta sejumlah komunitas antara lain Komunitas Saluran Komunikasi Sosial Bersama.

Kegiatan tersebut diakhiri dengan kegiatan lomba memanjat tanggul yang diikuti tiga kelompok lelaki dewasa, remaja serta anak-anak.

Lomba memanjat tanggul dimaknai sebagai simbol seruan kepada pemerintah untuk segera memperbaiki infrastruktur yang rusak dan rapuh akibat erupsi Merapi. Hal ini untuk mengantisipasi luapan banjir lahar dingin saat musim hujan ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com