Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Budaya China Kuno Ditemukan di Haruku

Kompas.com - 09/09/2011, 03:43 WIB

AMBON, KOMPAS.com--Jejak kebudayaan China abad ke-16 Masehi ditemukan oleh Balai Arkeologi Ambon di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.

"Temuan ini menunjukkan adanya kemungkinan pengaruh kebudayaan China dalam penyebaran agama Islam di Pulau Haruku," kata Peneliti Arkeologi Islam Balai Arkeologi Ambon, Wuri Handoko, di Ambon, Rabu.

Ia mengatakan, dalam penelitian yang dilakukan timnya pada Juni 2011 terindikasi adanya pengaruh kebudayaan China berupa ciri khas arsitektur dan motif ukiran berbentuk naga di masjid kuno di Desa Rohomoni, Kabauw, dan Kailolo.

Motif ukiran naga ditemukan di tiang pintu serambi, mihrab, tiang sudut luar, dan ventilasi antara atap dengan tumpang masjid kuno Hatuhaha Marima yang sering dikenal dengan nama Uli Hatuhaha di Desa Rohomoni.

Hal yang sama juga ditemukan di masjid kuno di Desa Kabauw dan Kailolo, berupa ukiran berbentuk motif flora khas China.

"Keseluruhan ukiran yang terdapat di masjid-masjid kuno tersebut tidak menutup kemungkinan adanya pengaruh unsur pertukangan China," katanya.

Ia menjelaskan, dalam mitologi China, naga memiliki nilai magis dan spritiual serta merefleksikan kebesaran dan kekuatan. Simbolisasi itu ada sejak 6.000 tahun yang lalu.

Selain masjid, Balai Arkeologi Ambon juga menemukan makam kuno penyiar Islam Upuka Pandita Mahu di Desa Kailolo. Dalam beberapa referensi nama tersebut dikaitkan dengan nama tokoh penyebar Islam bernama Ma Huang yang merupakan pengawal Laksamana Cheng Ho.

Namun tidak ditemukan bukti-bukti pendukung apakah Pandita Mahu adalah Ma Huang, pengawal Laksamana Cheng Ho.

Ia mengatakan, Pulau Haruku telah menerima pengaruh Islam antara lain yang dibawa para mubalig berasal dari Arab, Kerajaan Samudra Pasai, dan Pulau Jawa sekitar abad ke-15.

Umumnya, katanya, mereka datang melalui Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah. "Di antara penyiar-penyiar itu, ada seorang yang keturunan China bernama Ma Hwang. Penduduk setempat menyebutnya dengan Upuka Pandita Mahuang artinya Tuanku Mubaligh Ma Hwang " katanya.

Ia mengemukakan, berdasarkan berbagai data yang ditemukan dan informasi menyangkut Pandita Mahu atau Ma Huang, besar kemungkinan merupakan antitesis dari penjelasan sejarawan barat sebelumnya yang salah satunya Anthony Reid.

Anthony, katanya, menjelaskan bahwa ekspedisi Cheng Ho dari 1371-1435 M tidak pernah mencapai Maluku.

Dalam penjelasannya, katanya, Reid juga mengatakan hubungan perdagangan langsung China dengan Maluku hanya terwujud hingga pertengahan abad ke 14 Masehi, sedangkan data-data di Pulau Haruku, ditemukan adanya pengaruh China, setidaknya pertengahan abad 16 Masehi.

"Kajian terhadap adanya unsur-unsur China dalam khazanah kebudayaan Islam agak sulit dilakukan, karena minimnya data-data arkeologi sejarah dan situs-situs kepurbakalaan yang ada. Masyarakat muslim lebih meyakini bahwa proses islamisasi di nusantara, terutama di Pulau Jawa dilakukan oleh pedagang dan mubalig Arab atau minimal dari Timur Tengah, bukan China," kata Wuri Handoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Jalan Jalan
Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com