Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semoga Gong Gianyar Sebarkan Perdamaian

Kompas.com - 22/09/2011, 15:53 WIB

GIANYAR, KOMPAS.com--Bupati Gianyar, Tjok Oka AA Sukawati mengatakan, Hari Perdamaian Dunia 2011 bisa diselenggarakan di Kabupaten Gianyar, Bali dan berharap pesan-pesan perdamaian dari Gianyar bisa menyebar ke seluruh dunia.

Gianyar merupakan daerah yang damai dan memiliki sejarah panjang perdamaian, kata bupati pada Pesta Musik Rakyat memperingati Hari Perdamaian Dunia 2011 di Balai Budaya Kabupaten Gianyar, Bali, Rabu (21/9) malam, yang digelar hingga Kamis dini hari.

"Dulu beberapa abad silam, leluhur orang-orang Jawa dari Dieng yang hidup di Gianyar memiliki berbagai sekte, mereka saling bertentangan, namun dengan munculnya Trimurti mereka bisa disatukan dan hidup rukun dan damai hingga sekarang. Jadi mengapa jika seribu tahun silam bisa rukun, sekarang tidak," kata Bupati.

Ia juga menyambut baik jika Monumen Gong Perdamaian Dunia (MGPD) yang semula akan dibangun di Taman Shanti Buana, Desa Budaya, Kertalangu, Denpasar Timur namun dibatalkan, bisa dibangun di Gianyar.

Peringatan yang dihadiri lebih dari seribu warga Bali itu menggelar berbagai hiburan musik dan tari dipimpin Ketua Yayasan Garuda Nusantara Ully Sigar Rusady, hingga deklarasi perdamaian antarumat beragama dan ditutup renungan suci ditandai pemukulan Gong Perdamaian Dunia oleh Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) Gatot Brajamusti.

Gong Perdamaian Dunia (GDP) berasal dari Desa Plajan Kecamatan Pakisaji, Jepara. GDP dibunyikan pertama kali di Bali pada 31 Desember 2002 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri saat mencanangkan tahun 2003 sebagai Tahun Perdamaian Indonesia.

Kemudian kedua kali oleh Sekjen PBB di Geneva Swiss (Eropa) tanggal 5 Februari 2003. Selanjutnya dibawa keliling dunia untuk menyampaikan perdamaian dan hingga kini, ujar Gatot, gong berusia 463 tahun itu sudah berkeliling ke 46 negara.

Penyelenggara dari Garuda Nusantara Paramitha Rusady yang hadir bersama suaminya Nenad Bago, juga menyatakan bahwa gong tersebut juga pernah dibawa ke Kroasia, negara tempat kelahiran Nenad.

Sedangkan Uli Sigar mengatakan, senang peringatan hari perdamaian tetap bisa dilaksanakan pada 21 September meski terkesan seperti terburu-buru, karena kalau sampai mundur maka momentumnya akan hilang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com