Direktur Utama Bank Sulut Jeffry Wurangian di Manado, Kamis (24/11), usai rapat umum pemegang saham luar biasa mengatakan, investasi modal Para Group memperkuat posisi modal Bank Sulut yang sebelumnya Rp 198 miliar. Para Group milik pengusaha Chairul Tanjung, juga membawahi Bank Mega.
Wurangian mengatakan, perkembangan Bank Sulut dalam tiga tahun ini menarik perhatian pemilik modal untuk berinvestasi. Di samping penambahan modal, aset Bank Sulut naik tiga kali lipat dari Rp 1,7 triliun tahun 2009 menjadi Rp 5,6 triliun.
Meski demikian, Bank Sulut tak lepas dari kemelut dalam manajemen. Dalam RUPS luar biasa kemarin, surat penonaktifan Wurangian oleh Komisaris Utama Robby Mamuaja dicabut oleh para pemegang saham.
Pencabutan surat penonaktifan itu berbuntut, sebab setelah itu tiga dari empat orang yang duduk dalam Komisaris Bank Sulut menyatakan mundur dari jabatannya. Komisaris yang mundur yakni Robby Mamuaja, Arsyad Daud, dan Rumondor.
Pemerintah Provinsi Sulut sebagai pemegang saham terbesar, 48 persen, menunjuk Rahmat Mokodongan sebagai Komisaris Utama. Rahmat berdalih pengunduran diri tidak terkait dengan pencabutan penonaktifan Wurangian. ”Komisaris sudah lelah, perlu ada regenerasi,” katanya.
Direktur Utama PT Bank Mega Tbk JB Kendarto saat dikonfirmasi mengenai pengambilalihan Bank Sulut menegaskan, bukan Bank Mega yang mengambil-alih. Namun, Para Group, induk perusahaan. ”Bank Mega tidak terlibat,” kata Kendarto.
Saat ditanya apakah nantinya Bank Sulut akan disandingkan dengan Bank Mega, Kendarto kembali menyatakan, pihak Bank Mega tidak dilibatkan dalam pembicaraan mengenai Bank Sulut. Oleh karena itu, perihal mundurnya Komisaris Bank Sulut, Kendarto menyatakan tak bisa berkomentar.
Mega Corpora yang dikelola kelompok usaha Para Group memperkuat modal Bank Sulawesi Utara atau Sulut. Penguatan modal itu memungkinkan Para Group untuk memegang saham Bank Sulut maksimal 30 persen.
”Tidak ada akuisisi PT Bank Sulut, namun bantuan penguatan modal oleh Mega Corpora sebagai Holding Company (induk usaha) dari seluruh bank dan lembaga keuangan perusahaan di bawah Para Group,” ujar Manajer Regional Bank Mega Makassar, Max Kembuan, saat dihubungi di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis. Max terlibat langsung dalam transaksi tersebut.
Menurut Max, Bank Mega tidak ikut dalam proses penguatan modal PT Bank Sulut, namun induk usahanya.
Penandatanganan perjanjian pembelian saham PT Bank Sulut ini direncanakan berlangsung pada awal Desember 2011 di Manado. Pelaksanaan penandatanganan ini langsung oleh Chairul Tanjung. (ZAL/IDR/OIN)