JAKARTA, KOMPAS.com — Iklan kampanye partai politik dinilai perlu dibatasi. Pasalnya, jika tidak dibatasi, akan menimbulkan ketidakadilan bagi parpol yang minim dana untuk beriklan. Sementara parpol yang memiliki dana besar dapat jorjoran mempromosikan parpolnya.
”Menjadi tidak adil bagi partai yang punya nilai-nilai ideologis, tapi tidak punya uang. Partai tidak mampu melakukan pendekatan-pendekatan ke masyarakat melalui media,” kata politisi Partai Persatuan Pembangunan, Ahmad Yani, di Kompleks DPR, Jakarta, Rabu (14/3/2012).
Yani mengatakan, masyarakat cenderung menentukan pilihan berdasarkan persepsi yang dibentuk media. Dia memberi contoh Partai Nasdem yang telah berada di posisi keempat berdasarkan hasil jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia.
”Partai baru yang gencar melakukan kampanye hasil surveinya cukup bagus. Padahal kan belum ada bukti bahwa dia melakukan sesuatu,” kata anggota Komisi III itu.
Dukungan yang sama disampaikan Ketua Fraksi Partai Demokrat, Jafar Hafsah. Menurut Jafar, pembatasan iklan kampanye dapat menghindari pemilu mahal. ”Perlu diatur agar menghindari jorjoran di dalam iklan,” kata Jafar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.