PALANGKARAYA, KOMPAS.com- Presiden pertama Indonesia, Soekarno atau lebih dikenal dengan sebutan Bung Karno, pernah menyusuri sungai dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah selama dua hari penuh. Susur Sungai Kahayan pada tahun 1957 itu dilakukan untuk menghadiri peresmian monumen atau tugu ibu kota Kalteng, Palangkaraya.
Perjuangan Soekarno itu dituturkan Ketua MPR Taufiq Kiemas. Taufiq yang juga menantu Soekarno itu di Palangkaraya, Kalteng, Sabtu (24/2012), menjelaskan, saat dikunjungi presiden pertama Indonesia, Palangkaraya masih berupa dusun kecil bernama Pahandut.
"Soekarno berangkat dari Banjarmasin naik kapal dua hari dua malam. Pahandut masih kampung betul," tutur Taufiq yang beristrikan Megawati Soekarnoputri itu. Saat itu, jumlah penduduk Kalteng pun belum mencapai ratusan ribu orang. Kini, Kalteng sudah dihuni hingga 2,2 juta orang.
Perjalanan dengan kapal harus ditempuh karena Kalteng masih berupa hutan belantara, sehingga belum memiliki bandar udara. Saat tiba di tujuan, tutur Taufiq yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Soekarno merencanakan Palangkaraya sebagai ibu kota Indonesia.
Posisi Palangkaraya berada di tengah-tengah Indonesia. Pertimbangan lain, Kalimantan bukan pulau yang rawan diguncang gempa. Aman, stabil, dan tenteram. Potensi perkebunan dan pertambangannya juga luar biasa. Saya rasa itu pilihan-pilihan yang dipertimbangkan Soekarno, papar Taufiq.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.