Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertandang ke Betang Antang Kalang

Kompas.com - 01/04/2012, 08:35 WIB

Oleh Dwi Bayu Radius

MARI bertualang ke pedalaman Kalimantan. Mari berkunjung ke rumah adat Dayak, Betang Antang Kalang. Untuk itu, kita harus menyusuri curamnya riam-riam sungai dan melintasi lebatnya hutan. Menantang dan mengasyikkan.

Betang adalah sebutan untuk rumah besar milik keluarga. Betang Antang Kalang terletak di Desa Tumbang Gagu, Kecamatan Antang Kalang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Tahap pertama menuju Tumbang Gagu ditempuh dari ibu kota Kalteng, Palangkaraya, menuju Kecamatan Tumbang Samba, Kabupaten Katingan, Kalteng. Perjalanan sebaiknya ditempuh dengan mobil berpenggerak empat roda.

Pada akhir Februari lalu, kami menggunakan mobil Hardtop untuk menempuh jarak 185 kilometer dengan waktu tempuh sekitar lima jam. Hingga Kasongan, ibu kota Katingan, jalan masih mulus. Namun, jalan selanjutnya merupakan jalur off road dengan lubang-lubang cukup dalam. Maklum, jalur itu dilalui truk-truk pengangkut sawit setiap hari. Meski mobil masih lincah menaklukkan medan berat, tubuh terguncang juga. Sekitar pukul 21.00, rombongan tiba di Tumbang Samba untuk bermalam di losmen sederhana.

Menempuh riam dan rimba

Perjalanan dilanjutkan dengan menumpang kapal kelotok. Pagi-pagi sekali, sekitar pukul 06.00, kelotok sudah bertolak. Perjalanan menyusuri Sungai Katingan selama hampir tujuh jam itu ditempuh dengan beberapa kali mengarungi riam. Ini bagian yang mendebarkan. Namun, jangan khawatir. Juru mudi kelotok dengan cekatan meliuk-liukkan perahunya, sementara batu-batu besar di depan menghadang.

Lebih dari 10 riam dilewati sepanjang perjalanan, termasuk Mangkikit dan Leleng yang dikenal terjal. Begitu ganasnya medan di kedua tempat itu sehingga semua penumpang harus turun dulu, sementara pengemudi perahu berjuang menerjang riam. Perahu terlihat bersusah payah melawan arus, bahkan tak jarang harus terseret mundur untuk kemudian maju lagi. Penumpang dapat naik lagi ke perahu setelah berjalan kaki sekitar 200 meter menyusuri hutan dan rumah penduduk setempat.

Sesekali saat melintasi riam-riam kecil, air sungai terciprat dan membasahi sebagian pakaian. Jika dirasa perlu, awak perahu memasang terpal untuk melindungi penumpang, tetapi tetap saja ada sedikit cipratan air yang masuk. Susur sungai menempuh jarak 118 kilometer berakhir ketika perahu merapat di Desa Penda Tanggaring, Kecamatan Sanaman Mantikei, Katingan.

Petualangan dilanjutkan dengan berjalan kaki menjelajah rimba belantara sejauh 6 kilometer. Perjalanan dua jam itu menjadi menyenangkan dengan hawa segar karena lebatnya pepohonan seperti durian, karet, dan ulin. Ada pula durian hutan dengan buah berwarna merah.

Setidaknya di dua tempat terlihat onggokan kayu-kayu ulin berdiameter 50 sentimeter dan panjang hingga 5 meter. Kayu-kayu itu semula hendak digunakan untuk membangun Betang Antang Kalang. Suatu ketika kayu yang dibutuhkan ternyata sudah cukup dan gelondongan-gelondongan itu dibiarkan di hutan. Meski sudah hampir 1,5 abad lalu, kayu itu masih kokoh dan keras.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com