Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Lengkuas, Mercusuar dan Sampah

Kompas.com - 30/05/2012, 07:02 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com – Tak bisa dipungkiri, pariwisata selalu ibarat buat simalakama. Di satu sisi, ia bisa meningkatkan perekonomian setempat. Di sisi lain, arus wisatawan bisa memberikan masalah pada lingkungan.

Sama halnya dengan Pulau Lengkuas di Kepulauan Provinsi Bangka Belitung. Pulau Lengkuas dengan mercusuar peninggalan Belanda yang legendaris itu, telah menjadi ikon wisata Belitung. Dulu, pulau ini begitu sepi, hanya beberapa penjaga mercusuar yang tinggal di pulau ini.

Wisatawan mulai ramai mengunjungi pulau ini sejak ketenaran film Laskar Pelangi di tahun 2008. Film tersebut memang mengambil latar belakang di Belitung. Walaupun Pulau Lengkuas tak masuk dalam film tersebut, namun ia pun mencicipi ketenaran Belitung sebagai rumahnya para Laskar Pelangi.

Ukir, seorang wartawan yang ikut serta dalam rombongan Media Fam Trip yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung beberapa minggu yang lalu, mengingat perjalanan terakhirnya ke Pulau Lengkuas tiga tahun lalu.

Sebelumnya, ia sempat kaget melihat Pulau Lengkuas yang ramai dipadati wisatawan. Bahkan, kini wisatawan dapat piknik makan siang di Pulau Lengkuas. Pun keramaian juga tampak di area mercusuar dan di dalam mercusuar.

“Ini ramai sekali yang datang. Tiga tahun lalu sangat sepi, waktu itu datangnya juga akhir pekan. Dulu rasanya cuma ada saya dan suami di pulau dan penjaga mercusuar. Sekarang, sampah juga banyak,” ungkapnya.

Ya, di beberapa sudut tepi pantai, sampah-sampah plastik dan sisa makanan tampak memenuhi pasir. Walau tak banyak, cukup membuat keindahan Pulau Lengkuas ternoda. Jika dilihat dari jenis sampah, bisa dipastikan sampah-sampah tersebut bukanlah sampah kiriman, namun sampah yang dibuang oleh wisatawan yang makan di pulau.

Sampah baru satu masalah. Masalah lain ada ketersediaan air bersih. Pengunjung yang ingin masuk ke dalam mercusuar harus  membilas terlebih dahulu kaki sampai celana panjang atau rok panjang ke air bersih. Lalu masuk ke dalam mercusuar harus bertelanjang kaki.

Air laut dan pasir yang korosif dapat dengan mudah mempercepat besi-besi mercusuar. Tiap malam para penjaga mercusuar harus bekerja keras membersihkan setiap lantai dengan air bersih. Mercusuar itu sendiri terdiri dari 17 lantai.

Bisa dibayangkan kerja keras yang harus mereka lakukan setiap hari. Ini belum seberapa, sebab air bersih di Pulau Lengkuas harus didatangkan dari Tanjung Pandan, ibu kota Belitung, yang berada di seberang pulau. Jarak dari Pulau Belitung ke Pulau Lengkuas sendiri sekitar satu jam dengan perahu motor.

Belitung kedatangan wisatawan sebanyak 83.000 orang di tahun 2011. Di tahun 2012 ini, pemerintah setempat menargetkan kunjungan bisa mencapai 100.000 orang. Sudah bisa dipastikan, hampir semua wisatawan datang ke Belitung pasti akan mampir ke Pulau Lengkuas. Sampah pun terus menumpuk seiring makin banyak wisatawan.

Pungut sampah

Bukan berarti tak ada harapan bagi Pulau Lengkuas. Para pemandu wisata lokal maupun para pemilik dan supir perahu motor mulai sadar ancaman sampah bagi kelangsungan pariwisata Belitung. Seperti diungkapkan Rusdi, koordinator perahu untuk wisatawan, ia dan teman-temannya secara rutin mengambil sampah di sekitar Pulau Lengkuas.

“Kalau lagi musim sepi turis, kita kelilling punguti sampah. Tidak hanya di Lengkuas, tapi pulau lain juga,” katanya.

Rusdi mengungkapkan para operator perahu untuk wisatawan sudah paham efek sampah pada pariwisata. Sementara nelayan setempat masih sebaliknya.

“Orang biasa menganggap laut ini seperti tempat sampah yang luas. Kalau turis asing lebih sadar, mereka bawa pulang sampahnya. Sampah dibawa balik ke perahu. Baru dibuang di kota. Turis lokal, sampah dibiarkan saja,” katanya.

Bahkan beberapa pemandu penyelam juga dengan rutin memungut sampah di bawah laut. Erling salah satunya. Setiap mengantar tamu menyelam, ia pun sambil memungut sampah yang ditemukannya di antara karang.

Tetapi apakah itu cukup? Selama turis yang datang tak sadar bahayanya sampah bagi kelangsungan biota laut maupun ekosistem pulau, sampah akan terus berdatangan. Alasan klasik adalah tidak tersedianya tong sampah, membuat para turis membuang sampah sembarangan.

Jadi, jika suatu hari melancong ke pulau-pulau cantik yang ada di Belitung, biasakan untuk membawa kantong sampah. Masukan sisa makanan ke kantong tersebut, lalu bawa kembali ke hotel. Barulah di hotel, Anda bisa membuangnya di tempat sampah yang tersedia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong sambil Belajar Sejarah

    3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong sambil Belajar Sejarah

    Jalan Jalan
    Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

    Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

    Travel Tips
    Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

    Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

    Travel Update
    787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

    787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

    Travel Update
    4 Aktivitas yang bisa Dilakukan di Hutan Kota Babakan Siliwangi

    4 Aktivitas yang bisa Dilakukan di Hutan Kota Babakan Siliwangi

    Jalan Jalan
    Sempat Tutup karena Longsor, Kali Udal Gumuk di Magelang Buka Lagi

    Sempat Tutup karena Longsor, Kali Udal Gumuk di Magelang Buka Lagi

    Travel Update
    Hutan Kota Babakan Siliwangi : Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

    Hutan Kota Babakan Siliwangi : Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

    Jalan Jalan
    75.000 Orang Kunjungi Candi Borobudur Saat Peringatan Waisak 2024

    75.000 Orang Kunjungi Candi Borobudur Saat Peringatan Waisak 2024

    Travel Update
    5 Kota Terbaik di Dunia Menurut Indeks Keberlanjutan Destinasi Global

    5 Kota Terbaik di Dunia Menurut Indeks Keberlanjutan Destinasi Global

    Travel Update
    Pengembangan Kawasan Parapuar di Labuan Bajo Terus Diperkuat Penguatan Konten Budaya Manggarai

    Pengembangan Kawasan Parapuar di Labuan Bajo Terus Diperkuat Penguatan Konten Budaya Manggarai

    Travel Update
    Ada Rencana Penerbangan Langsung Rusia-Bali pada Musim Libur 2024

    Ada Rencana Penerbangan Langsung Rusia-Bali pada Musim Libur 2024

    Travel Update
    Indeks Kinerja Pariwisata Indonesia Peringkat Ke-22 di Dunia

    Indeks Kinerja Pariwisata Indonesia Peringkat Ke-22 di Dunia

    Travel Update
    DIY Ketambahan 25 Warisan Budaya Tak Benda, Pokdarwis Digandeng Ikut Lestarikan

    DIY Ketambahan 25 Warisan Budaya Tak Benda, Pokdarwis Digandeng Ikut Lestarikan

    Travel Update
    Long Weekend Waisak Jumlah Penumpang Kereta Api di Yogya Naik 41 Persen

    Long Weekend Waisak Jumlah Penumpang Kereta Api di Yogya Naik 41 Persen

    Travel Update
    Spot Foto di Taman Sejarah Bandung, Foto Bersama Wali Kota

    Spot Foto di Taman Sejarah Bandung, Foto Bersama Wali Kota

    Jalan Jalan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com