Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siak, Daya Tarik Kerajaan Melayu Islam

Kompas.com - 18/08/2012, 15:22 WIB

Oleh Mohammad Hilmi Faiq

IBARAT berlian dalam lumpur, Kabupaten Siak di Provinsi Riau kini mulai bersinar setelah pemerintah memolesnya. Daya tarik sejarah, budaya, dan alamnya mengundang pelancong untuk berkunjung.

Empat remaja bermain di tepi Sungai Siak yang dibelakangi Masjid Raya Syahabuddin. Mereka memanjat pohon, saling siram, dan ejek. Saat azan berkumandang, para remaja yang berpakaian khas melayu itu bergegas masuk ke masjid. Jumlah jemaah meruah, mereka terpaksa shalat di halaman masjid bersama sebagian jemaah lain. Di antara mereka, terdapat dua warga Malaysia yang tengah berwisata dan turut shalat Jumat di sana.

Masjid Raya Syahabuddin selalu penuh sesak saat ibadah shalat Jumat. Masjid mungil dengan luas tapak 399 meter persegi ini merupakan salah satu bangunan kebanggaan masyarakat Siak.

Masjid Raya Syahabuddin dibangun pada 1926 semasa kejayaan Kerajaan Siak di bawah kepemimpinan Sultan Syarif Kasim II. Makanya, masjid bercat kuning ini juga dikenal dengan nama Masjid Kerajaan Siak.

Di samping masjid inilah jasad Sultan Syarif Kasim II dan para permaisurinya dikebumikan. Karena itu, tempat ini kerap dikunjungi pelancong. Selain ingin menikmati keindahan masjid, mereka juga ziarah ke makam sultan. ”Sultan ini terkenal berwibawa, mempunyai ilmu agama yang tinggi, dan baik budi. Makanya banyak yang berdoa di dekat makamnya,” ujar Bupati Siak Syamsuar.

Sultan Syarif Kasim II berjasa memperkuat basis agama. Dia mendirikan dua Madsarah Taufiqiyah untuk murid pria dan Annisa untuk perempuan. Kedua madrasah ini berdiri sekitar 20 meter dari Istana Siak, tak jauh dari masjid tersebut.

Sampai sekarang, bangunan kedua madrasah itu masih utuh. ”Sekarang bangunan Taufiqiyah kami fungsikan sebagai sekolah taman kanak-kanak, sementara gedung Annisa menjadi Istana Peraduan,” kata Kepala Bagian Humas Kabupaten Siak Juarman.

Kerajaan Siak

Sultan Syarif Kasim II merupakan penguasa Kerajaan Siak terakhir. Jika dirunut, dia adalah sultan ke-12 sejak kerajaan Siak didirikan oleh Raja Kecik yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah.

Raja Kecik merupakan keturunan Sultan Johor (Malaysia). Namun, karena perebutan takhta, dia harus meninggalkan Johor semasa masih dalam kandungan ibunya. Ketika dewasa, Raja Kecik merebut kesultanan Johor dari kekuasaan Datuk Bendahara Tun Habib atau Sultan Abdul Jalil Riayat Shah. Namun, keturunan Datuk Bendahara Tun Habib kembali merebut kekuasaan Raja Kecik sehingga perang tak terelakkan.

Korban berjatuhan. Rakyat sengsara. Kedua pihak akhirnya sepakat membagi daerah kekuasaan. Raja Kecik mendapat bagian Siak dan menyingkir ke Buantan, daerah pedalaman Sungai Siak. Dari sinilah Kerajaan Siak Sri Indrapura dia dirikan, sekaligus sebagai pusat penyebaran agama Islam.

Setelah lima kali pusat pemerintahan pindah, Kerajaan Siak menetap di Siak. Istana Siak yang dibangun dengan arsitektur campuran Eropa-Arab-Melayu berdiri tegak di tepi Jalan Sultan Syarif Hasyim, Kabupaten Siak.

Wisata sejarah

Dalam istana ini, pelancong dapat menikmati kemegahan kerajaan melalui peninggalan-peninggalan yang ada. Peninggalan yang termasuk istimewa adalah cermin awet muda. Cermin ini selalu dipakai permaisuri untuk berkaca dan mempertahankan kecantikannya. ”Pantulan dari cermin dipercaya mampu mengurangi efek penuaan,” kata Zainuddin, Koordinator Istana Sultan Siak, yang bertugas menjaga Istana Siak.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

    Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

    Travel Update
    Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

    Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

    Travel Update
    Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

    Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

    Travel Update
    Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

    Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

    Travel Update
    4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

    4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

    Jalan Jalan
    3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

    3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

    Hotel Story
    Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

    Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

    Jalan Jalan
    Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

    Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

    Jalan Jalan
    Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

    Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

    Travel Tips
    4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

    4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

    Jalan Jalan
    Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

    Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

    Jalan Jalan
    Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

    Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

    Jalan Jalan
    Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

    Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

    Travel Tips
    8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

    8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

    Travel Tips
    Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

    Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com