Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarapan Bubur Manado di Manado

Kompas.com - 11/11/2012, 07:56 WIB

Oleh Frans Sartono & Jean Rizal Layuck

HARI masih pagi, tetapi Jalan Wakeke di Kota Manado, Sulawesi Utara, sudah sesak oleh deretan mobil. Orang ramai sarapan tinutuan alias bubur manado. Salah satunya di Cafe Dego-Dego.

Sayup-sayup dari Cafe Dego-Dego terdengar alunan kolintang mengiringi penyanyi dengan suara lumayan merdu. Ia membawakan lagu ”Willingly,” lalu ”Hush Not a Word to Mary,” disambung ”I Don’t Wanna Talk about It.” Lagu-lagu lawas itu menemani puluhan orang sarapan bubur manado–maaf, sementara orang Jawa suka melafalkannya sebagai ”menado” (dengan ”dho” eksplosif).

Tidak terlalu lama setelah pesanan disampaikan, bubur manado tersaji di meja. Masih hangat, kebul-kebul, alias mengepul-ngepul uap yang menguarkan segarnya aroma kemangi. Warnanya merangsang: kuning kekunyit-kunyitan dengan sentuhan warna hijau. Warna kuning itu merupakan kontribusi dari bahan labu yang oleh orang Manado disebut sambiki. Warna kuning juga datang dari pipilan jagung serta ubi. Di dalamnya ada kangkung, bayam, kemangi, dan gedi. Sayur itu masih tampak hijau dan segar, dan terasa kres-kres-kres kala dikunyah. Sayur terasa segar karena sayur tersebut dimasukkan ke dalam bubur sesaat sebelum bubur disajikan.

Dego-Dego memang menyiapkan tinutuan dengan cara segar. Desire Maitimo Taliwuna atau Desi (44), pemilik Dego-Dego, menjelaskan cara pembuatan tinutuan ala Dego-Dego. Bubur dan sayur direbus secara tidak bersama-sama. Pertama, beras, labu, ubi, dan jagung dibuat bubur kental. Pada bubur kental itu ditambahkan daun serai dan daun kunyit sebagai aroma. Ketika ada pesanan, bubur kental diambil sesuai pesanan, lalu dimasak lagi dengan menambahkan air. Kemudian, sayuran dimasukkan.

”Kalau bubur dan sayur dimasak bersama-sama, sayur akan berubah warna, jadi item dan kurang segar,” kata Desi.

”Ada yang enggak mau pakai bayam dan kangkung karena takut asam urat. Kami layani permintaan pelanggan, sesuai order, yang penting mereka senang,” kata Desi yang ramah menyapa tamu.

Bubur manado bertambah segar berkat sambal-sambalnya, antara lain sambal roa, yang terbuat dari ikan roa. Dan ini dia, sambal bakasang yang terbuat dari isi perut ikan cakalang yang difermentasi. Isi perut yang telah dibersihkan itu diambil bagian telur dan hati, lalu dimasak dengan garam.

”Kalau pembuatan tidak bersih, sambal akan rusak dan cepat membusuk,” kata Desi yang menjamin bakasangnya selalu fresh.

Rasa gurih-gurih pedas, yang tercolok pada bubur hangat, memberi sentuhan rasa yang nyaman di mulut. Terlebih jika dipadu dengan ikan cakalang yang tersaji sebagai teman makan alias lauk. Teman makan lain adalah perkedel nike, perkedel milu (jagung), ikan asin, serta tahu dan tempe.

Wakeke jalan bubur

Bubur manado adalah makanan kampung yang dijual di banyak tempat di Manado. Jalan Wakeke yang bisa dibilang sebagai pusatnya tinutuan menyajikan bubur manado dengan kemasan kelas rumah makan.

Setidaknya ada tujuh tempat di jalan yang panjangnya sekitar 300 meter itu. Desi yang memang tinggal di Jalan Wakeke ingat persis siapa yang pertama berjualan tinutuan di sana. ”Saya ingat, tahun 1984 yang pertama jual itu Tante Suli. Warungnya kecil dengan meja kayu,” kata Desi. Ia ingat tante-tante lain yang kemudian menyusul berjualan di Wakeke.

Ketika rumah milik orangtua akan dijual, terpikir oleh Desi untuk memanfaatkannya sebagai rumah makan. Didukung sang suami, Meiky Taliwuna, Desi membuka rumah makan pada 28 Desember 2007. Sajian utamanya berupa bubur manado. Dego-dego berarti tempat duduk panjang dari kayu, tempat orang kongkow-kongkow. Ide nama itu merupakan sumbangan dari kawan suami Desi.

Untuk menjaga kualitas suguhan, Desi menggunakan bahan pilihan. Untuk mendapat bahan labu yang bagus, misalnya, Desi sengaja mendatangkan labu dari Madoinding, daerah pegunungan di Minahasa Selatan, Sulut. ”Kami pilih labu yang bagus. Kalau tidak, warna bubur akan kusam. Labu Madoinding, selain berwarna bagus, juga lebih tebal, bubur jadinya juga lebih kindet (kental),” kata Desi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com