Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berwisata ke Museum Nasional

Kompas.com - 16/12/2012, 08:06 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

KOMPAS.com - Belakangan, museum menjadi perhatian sebagai salah satu obyek wisata edukatif. Tak hanya bagi anak-anak, museum juga menjadi pembelajaran kepada masyarakat dewasa dan orang tua. Hal ini penting untuk menumbuhkan kembali rasa bangga kepada negara, lewat sejarah yang tersimpan di dalam museum.

Museum Nasional atau yang kerap disebut Museum Gajah, salah satu museum yang kian berbenah untuk meningkatkan layanannya kepada masyarakat. Pada saat kunjungan Kompas.com, bangunan museum terlihat sedang dalam proses pemugaran, namun tetap beroperasi untuk umum.

Di dalamnya, kita dapat melihat peninggalan dari zaman prasejarah hinga masa kini. Berbentuk patung, gambar, dan benda-benda yang seolah-olah 'bercerita' tentang kejadian pada masa itu.

Kepala Seksi Kemitraan Museum Nasional, Julius, yang ditemui Kompas.com, mengatakan bahwa museum yang sesuai fungsinya sebagai lembaga penelitian edukasi kultural, juga sebagai wisata edukasi, di dalamnya merupakan warisan yang menceritakan peradaban pada masa lalu.

Ruang pameran di Museum Nasional ada empat lantai, memiliki tema besar Keanekaragaman Budaya dalam Kesatuan. Namun, masing-masing lantai mempunyai tema sendiri. Lantai dasar bertema manusia dan lingkungan, menceritakan tentang keberagaman dan kehidupan masyarakat Indonesia dari zaman purba hingga kini. Pada lantai dasar ini, dipamerkan patung manusia purba, fosil dan gua menggambarkan kehidupan manusia masa lampau.

Lantai dua museum bertema ilmu pengetahuan dan teknologi. Berisi beragam alat-alat buatan manusia seperti perahu, alat perkakas, serta alat-alat canggih yang digunakan pada masa perang. Sedangkan di lantai tiga  memiliki tema organisasi sosial dan kemasyarakatan, dan lantai empat emas dan keramik.

Pengunjung yang datang bisa dengan bebas melihat dan mengambil foto, tetapi tetap mematuhi peraturan yang ada, seperti tidak boleh menyentuh barang-barang pameran yang ada. Di lantai empat, yang sebagian besar berisi emas dan keramik, pengunjung dilarang mengambil gambar disini.

Setiap barang-barang yang tersimpan disini, dirawat dengan apik agar tahan lama menjadi sarana edukasi bagi masyarakat luas. Menurut Julius, terdapat tim konservator sendiri untuk melakukan perawatan. Agar lebih memaksimalkan pelayanan kepada pengunjung pun, setiap karyawan di museum diharapkan juga sebagai edukator yang dapat memandu para pengunjung.

Selain memamerkan barang-barang peninggalan, museum yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Barat 12 ini, juga sering dilaksanakan berbagai kegiatan. Baru-baru ini, dilaksanakan pameran Jejak-jejak Karam yang memamerkan kekayaan hasil laut Indonesia, berupa emas, logam, dan benda-benda berharga lain.

"Setiap kegiatan harus berbau seni dan budaya, bukan yang sifatnya komersial seperti pernikahan," kata Julius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

    Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

    Travel Update
    Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

    Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

    Itinerary
    3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

    3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

    Jalan Jalan
    Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

    Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

    Travel Tips
    Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

    Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

    Travel Update
    787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

    787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

    Travel Update
    4 Aktivitas yang bisa Dilakukan di Hutan Kota Babakan Siliwangi

    4 Aktivitas yang bisa Dilakukan di Hutan Kota Babakan Siliwangi

    Jalan Jalan
    Sempat Tutup karena Longsor, Kali Udal Gumuk di Magelang Buka Lagi

    Sempat Tutup karena Longsor, Kali Udal Gumuk di Magelang Buka Lagi

    Travel Update
    Hutan Kota Babakan Siliwangi : Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

    Hutan Kota Babakan Siliwangi : Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

    Jalan Jalan
    75.000 Orang Kunjungi Candi Borobudur Saat Peringatan Waisak 2024

    75.000 Orang Kunjungi Candi Borobudur Saat Peringatan Waisak 2024

    Travel Update
    5 Kota Terbaik di Dunia Menurut Indeks Keberlanjutan Destinasi Global

    5 Kota Terbaik di Dunia Menurut Indeks Keberlanjutan Destinasi Global

    Travel Update
    Pengembangan Kawasan Parapuar di Labuan Bajo Terus Diperkuat Penguatan Konten Budaya Manggarai

    Pengembangan Kawasan Parapuar di Labuan Bajo Terus Diperkuat Penguatan Konten Budaya Manggarai

    Travel Update
    Ada Rencana Penerbangan Langsung Rusia-Bali pada Musim Libur 2024

    Ada Rencana Penerbangan Langsung Rusia-Bali pada Musim Libur 2024

    Travel Update
    Indeks Kinerja Pariwisata Indonesia Peringkat Ke-22 di Dunia

    Indeks Kinerja Pariwisata Indonesia Peringkat Ke-22 di Dunia

    Travel Update
    DIY Ketambahan 25 Warisan Budaya Tak Benda, Pokdarwis Digandeng Ikut Lestarikan

    DIY Ketambahan 25 Warisan Budaya Tak Benda, Pokdarwis Digandeng Ikut Lestarikan

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com