Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kicauan Butet, Rezeki Bu Ageng

Kompas.com - 19/12/2012, 08:12 WIB

Oleh Budi Suwarna

”Kalau ke Yogya, mbok ya mampir ke Bu Ageng!” kicau Butet Kartaredjasa lewat akun @masbutet di Twitter. Begitulah cara Butet menggiring pengikutnya makan di Warung Bu Ageng yang dikelola istrinya, Rulyany Isfahana.

Promosi gratis lewat Twitter ala Butet terbukti ampuh. Setiap akhir pekan, pengunjung Bu Ageng rata-rata 200 orang. ”Kebanyakan tamu ya teman-teman seniman, artis, dan pengikut saya di Twitter,” ujar Butet yang jumlah pengikutnya di Twitter sekitar 190.000 akun.

”Kalau pelanggan berkurang, biasanya anak saya bilang, ’Pak, ayo nge-twit lagi biar pengunjung ramai, ha-ha-ha,” tambah Butet yang melibatkan istri dan tiga anaknya untuk mengelola Bu Ageng. Mereka dibantu 30-an karyawan.

Sabtu (8/12/2012) siang, sejumlah artis yang akan menghadiri Festival Film Indonesia 2012 di Yogyakarta berhasil diprovokasi Butet untuk santap siang di Warung Bu Ageng yang terletak di Jalan Tirtodipuran, tidak jauh dari kawasan wisata Prawirotaman, Yogyakarta. Mereka antara lain Rima Melati, Jajang C Noer, Happy Salma, Didi Petet, Eros Djarot, dan Slamet Rahardjo. Butet mengajak mereka berwisata menjelajahi jejak rasa berbagai menu masakan mulai ayam nylekit, terik daging, bacem kepala kambing, semur lidah sapi, eyem penggeng, nasi campur, dan sambal kutai.

Di hari lain, terlihat sejumlah musisi dan seniman duduk menyelip di antara pengunjung lainnya yang kebanyakan rombongan keluarga yang tengah berwisata di Yogyakarta. Setelah makan di sana, sebagian tamu–terutama pengikut Butet di Twitter–biasanya berkicau. ”Tadi sore memangsa di Warung @BuAgeng & memang numani (bikin ketagihan). Terlepas itu punya @masbutet atau bukan. Sayur lodehnya juara 2. Yg juara 1 tetep bikinan ...”

Ada pula yang berkicau minta Butet sudi menurunkan harga makanan atau sekali-kali memberi makanan gratis kepada pelanggan Warung Bu Ageng. Untuk kicauan semacam ini, Butet menjawab tangkas dengan nada berseloroh, ”Gundulmu gratis!”

Tumbuh cepat

Apa pun kicauan mereka, Warung Bu Ageng yang tahun ini berusia satu tahun, cepat populer. ”Pertumbuhannya cepat sekali. Banyak orang penasaran ingin mencicipi masakan yang disediakan Bu Ageng,” kata Butet berpromosi.

Sore itu kami menjajal eyem penggeng atau ayam panggang ala Klaten, Jawa Tengah. Nama itu dipilih karena penjual ayam panggang keliling di Klaten bersuara sengau sehingga ketika meneriakkan ayam panggang terdengar seperti eyem penggeng.

Ayam panggang itu disajikan dengan lumuran areh atau santan kental yang dimasak cukup lama. Baru sampai di meja, bau harum areh yang legit langsung menggedor selera. Ketika sampai di lidah, jejak manis, gurih, dan pedas segera terasa. Kami juga mencoba ayam suwir nylekit yang pedasnya bikin tubuh bergetar dan berkeringat. Menu ini cocok disantap dengan sayur labu bening nan sederhana atau sayur lodeh yang bersantan ringan.

Sebagai penutup, Anda bisa memilih setup jambu yang segar. Buat pencinta durian, Anda bisa menutup acara santap dengan bubur durian mlekoh.

Masakan yang disediakan umumnya masakan rumahan. Pilihan ini terkait dengan konsep resto yang ingin menghadirkan suasana hangat sebuah rumah desa buat para tetamunya. Warung dirancang seperti rumah limasan Jawa tanpa dinding. Meja makan dan kursi terbuat dari kayu tanpa banyak polesan.

Tidak banyak ornamen di warung ini kecuali pajangan foto tokoh penting yang kini hanya bisa dikenang, antara lain Bagong Kusudihardjo, seniman yang adalah ayah Butet (juga ayahnya Djaduk Ferianto), Tino Sidin, Umar Kayam, Jenderal Sudirman, Soeharto, Kuntowijoyo, Ki Hadjar Dewantara, dan sinden Nyi Tjondrolukito.

Obyek wisata

Warung Bu Ageng didirikan pada Desember 2011. Butet ingin tamu datang ke warung tersebut semata-mata untuk mengapresiasi makanan olahan istrinya, Ruly, bukan lantaran ingin bertemu Butet apalagi berdiskusi. ”Kalau datang untuk diskusi, biasanya mereka enggak makan, tapi ngobrol doang. Rugi aku, ha-ha-ha,” ujar Butet yang sebelumnya pernah dua kali membuka restoran namun tidak bertahan lama.

Kenyataannya, lanjut Butet, tetap saja banyak tamu Warung Bu Ageng yang mencari-carinya. ”Kalau saya muncul, saya jadi obyek wisata. Tamu rebutan untuk foto bersama. Enggak apa-apa deh demi mendukung istri,” ujar Butet.

Pekan ini, lanjut Butet, ada rombongan wisatawan dari sebuah perusahaan besar di Jakarta yang berkunjung ke Warung Bu Ageng. Mereka tidak hanya memesan makanan untuk bersantap, tetapi sekaligus ”memesan” Butet untuk memberikan ”pencerahan”. ”Aku ditanggap ngamen di warungku sendiri. Aku mau saja, wong dibayar he-he-he.”

Butet benar-benar menyediakan waktu untuk nongkrong di warung hanya jika tamu sedang ramai. Tujuannya, kata Butet, untuk mengantisipasi ”keributan” di warung. Dia bercerita, di suatu liburan panjang, karyawan Warung Bu Ageng benar-benar kewalahan melayani tamu dalam jumlah besar yang datang di waktu bersamaan. Standar pelayanan yang biasanya 10 menit, molor menjadi 20 menit lantaran nasi tambahan belum matang.

Tamu yang tidak sabar pun mulai resah. Saat itulah Butet diminta muncul di warung agar konsentrasi tamu berpindah dari perut ke mata. ”Begitu melihat saya, mereka minta foto bersama, mengajak ngobrol sampai mereka lupa masakan yang dipesan belum datang. Aku benar-benar jadi obyek wisata kan, ha-ha-ha,” tambah Butet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Toko Oleh-oleh di Purworejo Jawa Tengah, Banyak Pilihannya

5 Toko Oleh-oleh di Purworejo Jawa Tengah, Banyak Pilihannya

Itinerary
5 Tempat Wisata di Bali Disiapkan untuk Delegasi World Water Forum

5 Tempat Wisata di Bali Disiapkan untuk Delegasi World Water Forum

Travel Update
8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com