Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susur Sungai dengan "Tubing" ala Kalimantan

Kompas.com - 22/12/2012, 17:28 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com – Meneguk dinginnya Air Terjun Haratai yang jernih, seperti mencecap keriangan anak-anak meratus yang bermain di sepanjang hilirnya. Gelak tawa mereka, berpadu dalam gemuruh anak Sungai Amandit.

Bergabunglah bersama Ramon Tungka dan anak-anak Desa Loksado. Dalam program “Kampung Main” episode “Bermain di Amandit”, mereka memainkan tiga permainan. Apa sajakah itu? Permainan itu antara lain manyundak, baucus, dan naik lanting.

Baucus

Usai merasakan keseruan “manyundak”, Ramon pun mencoba Baucus. Penduduk Desa Loksado menyebutnya “baucus”, sebuah permainan mengapung di sungai dengan bantuan ban. Istilah “baucus” ini asing bagi Anda, tetapi permainannya pasti Anda kenali.

Anda mungkin mengenalnya dengan sebutan “tubing”. Ban dalam truk digunakan sebagai kendaraan anak-anak Desa Loksado saat mengapung di ruas Sungai Amandit. Penjelajahan arus mulai dari Desa Loksado menyusur hingga ke arah hilir sungai.

Ternyata, bermain baucus tak cuma menyenangkan, tetapi juga memacu adrenalin. Bayangkan saja, karena tak dilengkapi pengaman tali di bagian bawah ban, maka harus pintar-pintar memasang posisi tepat.

Jika tidak, siap-siap saja tulang ekor terantuk bebatuan yang bertebaran di sepanjang Sungai Amandit. Layaknya tubing, “baucus” memang mengalir mengikuti arus sungai, seakan pasrah pada alam.

Namun, seringkali dibutuhkan manuver kaki agar badan tak terantuk bebatuan atau tebing sungai. Saat melalui bagian sungai yang tenang, tangan harus sigap mengayuh, agar ban tetap melaju.

Permainan “baucus” makin seru saat ban melintasi jeram. Berpegangan eratlah pada ban agar tak terpelanting jatuh. Pada akhirnya, hanya berharap agar tetap berada di atas ban hingga akhir jeram.

Keseruan mengarungi jeram Sungai Amandit hanya dengan mengandalkan sebuah ban. Dinginnya air sungai makin menantang adrenalin. Sayang, “baucus” harus berakhir. Tetapi, petualangan belum berakhir.

Sebab, perjalanan dengan rakit bambu yang biasa disebut lanting, belum usai. Selanjutnya lanting masih harus menelusuri sungai menuju Muara Tanuhi di bagian hilir sebelum gelap datang. Tetapi, naik lanting pun memiliki keseruan tersendiri. (Bersambung) (KompasTV/Fauziyah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

Hotel Story
4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

Hotel Story
5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

Jalan Jalan
Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com