Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kearifan Lokal Nelayan Lamalera

Kompas.com - 10/01/2013, 15:07 WIB
Kornelis Kewa Ama Khayam

Penulis

LEWOLEBA, KOMPAS.com -- Warga Lamalera, Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki sejumlah kearifan lokal dalam memburu paus. Tidak semua jenis paus yang ditemukan di laut langsung dibunuh.

Pada awal Januari 2013 nelayan melihat tiga ekor paus sekitar 300 meter dari pantai Lamalera. Tetapi setelah dikerjar, dan diamati ternyata paus itu jenis paus merah. "Kalau paus merah atau betina yang sedang bunting nelayan tidak menikam. Mereka menikam kalau itu jenis jantan dan sudah usia tua," kata Anton Gelat anggota DPRD Lembata asal Lamalera, Kamis (10/1/2013) di Lewoleba.

Anton mengatakan, sepanjang tahun 2012 sekitar delapan paus ditangkap nelayan. Satu ekor paus bisa dikonsumsi dan diperdagangkan oleh seluruh warga di desa itu, selama hampir tiga bulan. "Ini mata pencarian warga yang sudah berlangsung sejak nenek moyang. Keterampilan memburu paus pun warisan lelehur. Kegiatan ini sudah menjadi bagian dari budaya Lamalera," kata Gelat.

Pada 2 Mei tahun ini akan diadakan misa pembukaan penangkapan paus. Misa ini diawali dengan ritual adat berupa pemberian sesajian dan meminta restu dari leluhur agar selama pencarian dan perburuan paus tidak mengalami kesulitan.

Sebagian besar warga Lamalera tidak berkebun (berladang). Mereka hidup bergantung dari perburuan paus. Paus dibelah dan dibagikan kepada semua warga, kemudian ditukarkan dengan jagung, padi, pisang dan lainnya, hasil olahan dari warga yang tinggal di perbukitan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com