Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Bono di Sungai Kampar

Kompas.com - 18/01/2013, 12:40 WIB

JIKA Anda ke Desa Teluk Meranti di Semenanjung Kampar, yang masuk wilayah Kabupaten Pelalawan, Riau, selain akan disuguhi cerita tentang lahan gambut di semenanjung itu, tak jarang juga soal gelombang bono. Masyarakat setempat percaya gelombang tinggi itu hanya ada di Sungai Kampar dan Sungai Rokan, Riau, serta di Sungai Amazon, Benua Amerika.

Berbagai legenda menyelimuti fenomena gelombang bono, seperti halnya gelombang tinggi di laut. Seorang tetua di Teluk Meranti, Abu Sama (78), menuturkan legenda turun-temurun yang didengarnya. "Kawasan hutan gambut di Semenanjung Kampar pada tahun 1415 masih berupa lautan. Yang ada saat itu Kuala Kampar yang merupakan lokasi Candi Muara Takus. Candi ini dibuat sebagai mas kawin dari seorang pangeran India yang hendak menikahi seorang putri dari sebuah kerajaan di Sumatera," katanya saat ditemui baru-baru ini.

Seratus tahun kemudian, tidak jauh dari Kuala Kampar, muncul Pulau Langgam yang kemudian terhubung dengan Kuala Kuantan-melewati Bengkinang. Setelah itu, muncul Pulau Lawan yang kini disebut Pelalawan, di dekat Bengkinang.

Suatu hari, Raja Pelalawan mengirim orang berlayar ke Pangkalan Malako atau Selat Malaka. Belum lagi sampai, kapal kandas di Tanjung Bayang dan rombongan kembali ke Pelalawan.

Raja tidak percaya kapal bisa kandas di laut dalam. Lalu, dikirimlah kembali rombongan untuk berlayar ke sana di bawah pimpinan gadis mayang terurai dengan iringan hulubalang. Mereka pergi naik kapal yang dilengkapi tiga sekoci.

Kapal berlayar saat air pasang. Sesampainya di tempat yang sama, kapal yang ditumpangi kembali kandas karena dilamun ombak. "Kapal pecah dan lama-lama menjadi Pulau Serapung. Sekocinya menjadi Pulau Tiga, sedangkan hulubalang menjadi lumba-lumba," ujar Abu Sama.

Sejak itu, orang mulai percaya terhadap adanya gelombang tinggi di alur yang kini menjadi Sungai Kampar. "Iyo bono cerita engkau (Iya benar cerita engkau)," demikian komentar mereka.

Bono dalam bahasa setempat artinya benar. Itu sebabnya gelombang tinggi yang terjadi di Sungai Kampar disebut gelombang bono. Sayangnya, tidak banyak kajian ilmiah mengenai fenomena alam ini. Setidaknya, yang muncul dari hasil pencarian melalui situs mesin pencari, seperti Google.

Tiga meter

Gelombang bono melintasi perkampungan Teluk Meranti yang berada di tepi Sungai Kampar. Seorang warga Teluk Meranti, Junaina (32), mengungkapkan, saat ia kecil gelombang bono bisa mencapai 3 meter sehingga air sungai masuk ke rumah-rumah yang berada persis di tepi Sungai Kampar. "Air masuk sambil membawa ikan-ikan yang kemudian kami tangkapi," ujar Junaina.

Abu Sama menambahkan, sejak dibangunnya dam Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kotopanjang, ketinggian gelombang bono berkurang, khususnya saat mencapai Desa Teluk Meranti. "Kekuatan gelombang dipecahkan oleh dam PLTA. Dulu orang pernah melihat gelombang bono di dekat muara Sungai Kampar bisa mencapai 7 meter," katanya.

Akrabnya warga dengan gelombang bono membuat mereka mampu memperkirakan waktu kedatangan bono. Ali Asar (52), misalnya, mengatakan, bono akan datang bersama air pasang baik siang maupun malam hari, terutama saat pasang penuh pada tanggal 10-20 (penanggalan Melayu atau Arab).

Bono akan datang berselisih satu jam lebih lambat daripada hari sebelumnya. Sebagai contoh, bila hari ini datang pukul 11.00, besok datang pukul 12.00. Kedatangan gelombang yang termasuk fenomena alam ini ditandai suara gemuruh di kejauhan.

Gelombang bono diperkirakan terjadi akibat pertemuan beberapa arus di Selat Malaka dan arus dari Laut Cina Selatan, yang kemudian menimbulkan gelombang besar, lalu masuk muara Sungai Kampar dan bergerak menuju hilir.

Warga biasanya akan berkumpul menyaksikan kedatangan bono di Pantai Ogis, yang berjarak 2 kilometer dari Balai Desa Teluk Meranti di Kecamatan Teluk Meranti. Bahkan, banyak anak bermain bono yang disebut bekudo bono, yakni menunggangi gelombang dengan pompong (kapal motor) atau speed boat, seperti orang berselancar.

Tentu saja permainan yang dilakukan di siang hari itu berisiko tinggi. Tidak jarang timbul korban tewas karena diempas gelombang bono. Namun, peminat "wisata" bono tidak berkurang. Mereka tidak hanya datang dari Desa Teluk Meranti, tetapi juga dari desa lain, yang jaraknya lumayan jauh.

Gelombang ini membawa pasir laut, seperti terlihat di Pantai Ogis.

Ingin mencoba gelombang bono? Datang saja ke Desa Teluk Meranti, Riau.... (EKI)

Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com