Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obyek Wisata Kertagosa Butuh Renovasi

Kompas.com - 12/02/2013, 17:30 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Anggota DPRD Bali mengharapkan agar pemerintah memperhatikan keberadaan obyek wisata sejarah Kertagosa di Kabupaten Klungkung yang kondisinya perlu segera direnovasi.

"Kami harapkan pemerintah kabupaten dan provinsi memperhatikan kondisi obyek wisata peninggalan zaman kerajaan Klungkung tersebut," kata anggota Komisi I DPRD Bali, Tjokorda Gde Ngurah di Denpasar, Selasa (12/2/2013).

Ia mengatakan keberadaan peninggalan Kerajaan Klungkung tersebut kini perlu perhatian dan pemeliharaan sehingga tetap lestari sesuai dengan zaman dulu.

"Sekarang ini perlu perhatian dan pemeliharaan secara berkelanjutan sehingga tetap asri sesuai dengan saat zaman kerajaan tersebut. Bukan sebaliknya dijadikan konflik tarik ulur, siapa yang berhak mengelola dan mendapatkan kontribusi hasil dari kunjungan wisatawan itu," ucapnya.

Mantan Bupati Klungkung itu mengharapkan keberadaan obyek wisata yang berada di tengah-tengah Kota Semarapura harus dipertahankan keberadaannya, terlebih lukisan wayang yang ada di dinding flafon bangunan tersebut sangat relevan dengan cerita perbuatan manusia di dunia menuju alam nirwana.

"Lukisan wayang klasik Kamasan itu sarat dengan arti kehidupan menuju alam nirwana. Jika manusia itu berbuat baik maka mereka akan menuju surga, tapi kalau sebaliknya akan ditempatkan di neraka," ujar politikus Partai Golkar itu.

Oleh karena itu, kata Tjokorda Ngurah, sebagai peninggalan sejarah peradaban manusia, dari zaman kerajaan sampai zaman republik maka tempat ini harus bisa dilestarikan sebagai peninggalan budaya.

"Jangan yang dijadikan permasalahan adalah soal siapa berhak mengelola, tetapi bagaimana upaya untuk menyelamatan peninggalan sejarah tersebut agar tetap ada," katanya.

Ia berharap agar bertahannya obyek wisata peninggalan sejarah ini untuk pemeliharaan dan renovasi bangunan harus dianggarkan pada APBD kabupaten maupun provinsi.

"Kalau memang tidak mampu untuk membiayai dari APBD, sebaiknya kita laporkan saja kepada pemerintah pusat sehingga bisa dijadikan cagar budaya untuk diberikan perlindungan, sehingga dananya pun bisa dianggarkan melalui APBN," katanya.

Kertagosa adalah suatu bangunan (bale) yang merupakan bagian dari bangunan komplek keraton Semarapura dan telah dibangun sekitar tahun 1686 oleh peletak dasar kekuasaan dan pemegang tahta pertama kerajaan Klungkung yaitu Ida I Dewa Agung Jambe.

Tempat ini merupakan tempat pembahasan segala sesuatu yang bertalian dengan situasi keamanan, kemakmuran serta keadilan wilayah kerajaan Bali atau istilahnya pengadilan zaman dulunya Bali.

Kertagosa terdiri dari dua buah bangunan (bale) yaitu Bale Kerta Gosa dan Bale Kambang. Disebut Bale Kambang karena bangunan ini dikelilingi kolam yaitu Taman Gili.

Keunikan Kertagosa dengan Bale Kambang ini adalah pada permukaan plafon atau langit-langit bale ini dihiasi dengan lukisan tradisional (gaya wayang).

Kertagosa ternyata juga pernah difungsikan sebagai balai sidang pengadilan yaitu selama masa kolonial Belanda di Klungkung (1908-1942) dan sejak diangkatnya pejabat pribumi menjadi kepala daerah kerajaan di Klungkung yakni Ida I Dewa Agung Negara Klungkung pada tahun 1929.

Bahkan, bekas perlengkapan pengadilan berupa kursi dan meja kayu yang memakai ukiran dan cat prade masih ada. Benda-benda itu merupakan bukti-bukti peninggalan lembaga pengadilan adat tradisional seperti yang pernah berlaku di Klungkung dalam periode kolonial (1908-1942) dan zaman Jepang (1943-1945).

Pada tahun 1930 pernah dilakukan restorasi terhadap lukisan wayang yang terdapat di Kertagosa dan Bale Kambang oleh para seniman lukis dari Kamasan. Restorasi lukisan terakhir dilakukan pada tahun 1960.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com