Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Direktur Operasi Mundur, Ini Tanggapan Bos Merpati

Kompas.com - 14/02/2013, 16:42 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airline Rudy Setyo Purnomo angkat bicara soal salah satu direksinya yang mengundurkan diri. Dia menjelaskan bahwa kondisi Merpati saat ini masih baik-baik saja.

"Seharusnya Anda tanya ke dia, mengapa dia mundur. Ada masalah apa. Itu seharusnya dia yang menjelaskan, bukan saya," kata Rudy kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (14/2/2013).

Menurut Rudy, bila alasannya kondisi perusahaan semakin memburuk dan perusahaan dinilai tidak memberikan apresiasi lebih kepada karyawan, Rudy pun membantahnya. Justru pihaknya memberikan apresiasi lebih kepada karyawan yang berprestasi.

"Kalau soal gaji, nominalnya tidak kalah. Dia sudah digaji puluhan juta kok. Soal itu tidak ada masalah," tambahnya.

Begitu juga bila kondisi perusahaan dinilai sedang turun. Rudy pun juga balik membantahnya. Hingga saat ini, kondisi maskapai Merpati memang belum memberikan laba tinggi, namun sudah memberikan laba secara operasional. Rudy mengaku hal ini memang masih perlu waktu sebab investasinya juga harus besar.

"Harusnya, seorang pimpinan itu memberikan contoh. Bukan malah menyerah dikala prajuritnya sedang berperang. Jadi pimpinan itu memang harus berkorban," katanya.

Kendati demikian, Rudy mengaku telah menyiapkan calon untuk menggantikan Direktur Operasi PT Merpati Nusantara Airlines Captain Asep Eka Nugraha yang mundur tersebut.

"Nanti akan dipilih dari eselon di bawahnya. Prosesnya juga masih sama, harus fit and proper, diserahkan ke komisaris dan pemegang saham (BUMN). Ini hanya proses mundur biasa saja. Tidak mengganggu bisnis Merpati," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com