Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Akan Tampil Total di ITB Berlin

Kompas.com - 23/02/2013, 15:31 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Indonesia akan tampil total dalam pameran pariwisata terbesar dunia, Internationale Tourismus-Börse (ITB) di Berlin, 5-10 Maret 2013. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Mari Elka Pangestu dalam keterangan yang diterima Antara London, Sabtu (23/2/2013), menyebutkan sebagai negara mitra ITB Berlin, Indonesia akan menjadi "host" acara pembukaan ITB yang dihadiri 4.500 undangan.

Mari mengatakan hal tersebut di hadapan lebih dari 100 jurnalis Jerman yang memadati acara Press Conference pra ITB Berlin 2013 di Humboltbox Berlin, Rabu (20/2/2013) lalu.

Sementara itu, Dubes RI untuk Jerman, Eddy Pratomo mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Kanselir Jerman Angela Merkel akan membuka perhelatan akbar tersebut pada 5 Maret mendatang. "Bapak Presiden RI dijadwalkan untuk hadir bersama Kanselir Merkel dalam acara pembukaan ITB Berlin 2013, bersamaan dengan kunjungan kenegaraan Presiden RI ke Jerman," ujar Eddy.

Dalam pembukaan tersebut, tim kesenian Indonesia yang mengusung berbagai kekuatan budaya Indonesia seperti Tari Saman Gayo, Tari Kecak, Tari Wira Pertiwi dan berbagai sajian musik dari Sandhy Sondoro dan Eka Deli dengan iringan Berlin Chamber Orchestra dengan konduktor Aminoto Kosim serta petikan Sasando dari Jakob Bulan dan tari Poco-Poco akan menjadi ujung tombak promosi Indonesia.

Di samping itu, berbagai kuliner Indonesia seperti nasi tumpeng dan rendang serta berbagai ikon kuliner Indonesia lainnya akan disajikan Master Chef Vindex Tanker yang sekian lama malang melintang di berbagai hotel berbintang di Jakarta dan juga Amerika sebagai hidangan resepsi di akhir acara. Kesemuanya akan dirangkum apik dalam tema Nature-Arts-People.

Hal utama yang membedakan Indonesia dari negara lainnya di bidang pariwisata sebenarnya amat sangat nyata, yaitu masyarakatnya yang diberkati dengan alam yang indah dan budaya yang adi luhung dan pluralis.

"Masyarakat Indonesia selalu berterima kasih dan menjaga apa yang telah dianugerahkan Tuhan sehingga hal ini membuat masyarakat Indonesia selalu terlihat bahagia, yang tercermin dari senyum setiap masyarakatnya," kata Mari ketika menjawab pertanyaan dari para wartawan.

ITB Berlin memang menjadi ujung tombak promosi pariwisata Indonesia di Eropa, khususnya di Jerman. Pameran yang sudah berlangsung sejak tahun 1966 tersebut memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk menjadi pusat perhatian. Selain tampil maksimal di panggung pembukaan, Indonesia juga selama lima hari berturut-turut akan memberikan sajian menarik di Paviliun Indonesia di Hal 26 A Messe Berlin.

Selain pertunjukan seni dan budaya, Paviliun Indonesia akan turut menyajikan berbagai promosi untuk menggaet para pemburu matahari dan pantai dari berbagai penjuru dunia dengan berbagai tawaran menarik yang dimiliki Indonesia seperti hutan perawan, pantai berpasir yang tak berujung, area menyelam, lanskap gunung berapi yang menakjubkan serta kota-kota yang selalu bergerak dinamis dimana tradisi dan budaya yang telah berusia ribuan tahun tetap terpelihara.

Paviliun Indonesia akan menempati area seluas 542 meter persegi disajikan secara menakjubkan dengan mengambil bentuk perahu pinisi. Di dalam perahu pinisi tersebut akan berisi meja-meja untuk pertemuan bisnis pengusaha pariwisata, spa and culinary room, VIP room, coffee corner,  serta  terdapat juga panggung kesenian yang akan diisi dengan berbagai atraksi budaya secara terus menerus selama pameran berlangsung.

Paviliun Indonesia akan diresmikan tanggal 6 Maret dan akan menjadi basis promosi wisata Indonesia dimana lebih dari dari 90 perusahaan pariwisata Indonesia dan juga dari berbagai Dinas Pariwisata Daerah di Indonesia.

Fokus dari Paviliun Indonesia ada pada promosi budaya dan tradisi, ekoturisme, olah raga wisata, kapal pesiar, kuliner, wisata belanja, spa and wellness dan juga bisnis MICE. Sementara walking acts mulai dari tradisi pengantin Betawi hingga Solo Batik Carnival juga akan menghiasi atmosfir di sekitar Hall 26 tempat di mana Paviliun Indonesia berada.

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor penting bagi penggerak laju perekonomian Indonesia sebagai kontributor ke-5 penyumbang devisa negara. Selain itu, terhitung tak kurang dari 3,2 juta penduduk Indonesia bergantung pada sektor tersebut.

Industri pariwisata juga menunjukkan perkembangan yang cukup penting akhir-akhir ini. Total kunjungan wisatawan mancanegara yang membelanjakan dollarnya di Indonesia tercatat lebih dari 8 juta orang atau tumbuh sebesar 5 persen dari tahun sebelumnya.

Wisatawan asal Jerman yang pada tahun 2012 tercatat sejumlah 153.000 orang merupakan quality tourists dimana mereka membelanjakan uangnya lebih banyak yaitu sekitar 2.240 dollar AS dan tinggal lebih lama di Indonesia yaitu rata-rata selama dua minggu.

Indonesia sejak tahun 1967 mengikuti ajang promosi di ITB Berlin. Pada tahun 2012 ajang ini diikuti 180 negara dengan jumlah pengunjung sebanyak 172.132 orang dan diliput oleh 8.000 wartawan.

Indonesia tahun lalu mengikutsertakan 60 industri pariwisata serta delapan dinas pariwisata daerah untuk turut mengisi Paviliun Indonesia. Tahun 2013 Paviliun Indonesia akan diisi tidak kurang dari 91 industri wisata Indonesia serta sembilan dinas pariwisata daerah.

Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com