Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Wisata Banyuwangi Dipamerkan di Surabaya

Kompas.com - 20/04/2013, 14:24 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Sejumlah potensi wisata dan kesenian tradisional khas Banyuwangi dipamerkan dalam rangkaian gelar seni budaya 2013 di Taman Budaya Jawa Timur kompleks Gedung Cak Durasim Surabaya sejak Jumat (19/4/2013) hingga Minggu (21/4/2013).

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa gelar seni budaya itu merupakan langkah promosi dari pemerintah untuk memperkenalkan potensi wisata milik Banyuwangi. Hal ini tentu beriringan dengan program pemerintah kabupaten yang gencar menunjukkan kepada dunia wisata tentang potensi daerah.

"Kami mendapat kesempatan dari pemerintah provinsi untuk memperkenalkan Banyuwangi semakin luas, salah satunya dengan program gelar seni budaya ini. Apalagi Banyuwangi sekarang berbenah demi peningkatan kualitas seni dan wisatanya," ujarnya ketika ditemui di sela pameran di Surabaya, Jumat (19/4/2013) malam.

Saat ini, pihaknya sedang merenovasi total sejumlah alun-alun di Banyuwangi. Selain diperbesar, di dalamnya juga akan dilengkapi fasilitas untuk memamerkan potensi kesenian dengan harapan menjadi tempat menghasilkan kreativitas.

"Ada enam alun-alun yang sedang direnovasi dan akan kami tambah lagi di beberapa kecamatan. Kami ingin alun-alun nantinya berfungsi sebagai tempat kreativitas dan ruang memperkenalkan budaya asli daerah," katanya.

Langkah Banyuwangi semakin memperkenalkan potensi budayanya mendapat sambutan positif dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Tidak hanya diberi kesempatan selama tiga hari saja, Banyuwangi yang kini mendapat julukan sebagai "Sunrise of Java" atau "Matahari Terbit di Pulau Jawa" tersebut diberi kesempatan mengembangkannya lebih luas.

"Dunia wisata kalau hanya mengandalkan sumber daya alam saja akan habis. Akan tetapi, jika diiringi dengan pelestarian budaya maka tidak akan pernah berhenti. Semakin tinggi nilainya, tentu membuat pertumbuhan ekonomi semakin meningkat. Inilah yang dimiliki Banyuwangi sekarang," kata Sekdaprov Jatim, Rasiyo.

Selain memiliki potensi alam luar biasa dan mendunia, Banyuwangi juga kaya akan kesenian tradisional. Beberapa potensi alam yang terkenal di antaranya Kawah Ijen, Pantai Plengkung, penangkaran penyu di Sukamade dan sebagainya, sedangkan kesenian tradisional, seperti taria-tarian dan rumah adat using.

"Jika semua dikelola dengan baik dan dilestarikan, bukan tidak mungkin potensi wisata dunia di Indonesia yang selama ini melekat di Bali, bisa beralih ke Banyuwangi. Tentu saja hal ini semakin memperkaya bahwa banyak sekali pariwisata terkenal di Tanah Air dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif," kata Rasiyo.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Prof Dr HM Ahman Sya mengapreasi langkah Banyuwangi memperkenalkan potensi wisata dan keseniannya.

"Ini sebuah proses kemajuan luar biasa bagi Banyuwangi yang memang semakin gencar memperkenalkan budayanya. Pemerintah pusat tentu akan semakin mendukung langkah pemerintah daerah yang kaya akan kesenian tradisional disertai tingginya nilai potensi wisata alam," katanya.

Ahman Sya juga secara khusus memuji kinerja Bupati Banyuwangi Azwar Anas Abdullah. Selain masih muda, Anas dinilainya sebagai sosok pemimpin daerah yang langka karena tingginya kepedulian terhadap kesenian dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif.

"Jika ada sepuluh saja bupati di Indonesia yang memiliki karakter sama dengan Anas, kami yakin kesenian dan budaya Indonesia semakin maju dan diakui dunia. Kemajuan Banyuwangi menunjukkan bukti kinerja anak muda yang kreatif dan memiliki potensi besar," katanya.

Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com