Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbasah-basah dan Berpasir-pasir di Tangalooma

Kompas.com - 01/07/2013, 13:58 WIB
TANGALOOMA, KOMPAS.com -- Kalau hendak berlibur ke Australia, khususnya Queensland, boleh Anda menjajal Tangalooma di Moreton Island, Queensland sebagai tujuan. Kawasan itu memiliki banyak sarana wisata luar ruang, baik yang berbayar maupun gratis.

Atas undangan maskapai penerbangan Garuda Indonesia, yang akan membuka kembali rute Jakarta-Denpasar-Brisbane (31 Juli 2013) dan Brisbane-Denpasar-Jakarta (1 Agutus 2013), serta Tourism and Events Queensland, Kompas.com dalam rombongan pewarta dari Jakarta berkesempatan mencicipi jalan-jalan ke Tangalooma pada pertengahan April 2013. Karena waktu yang disediakan hanya dari 14 April petang hingga 15 April sore, sebagian kecil saja sarana wisata di sana yang bisa dinikmati oleh rombongan.

Tangalooma berada di bagian barat Moreton Island, pulau yang terletak di Moreton Bay, di bagian timur Queensland. Beriklim subtropis, Moreton Island bersuhu 22-30 derajat Celsius pada siang hari musim panas hingga 12-22 derajat Celsius pada siang hari musim dingin.

Disebut oleh situs resmi Tangalooma, tangalooma.com, untuk mencapai Tangalooma, Anda bisa menumpang catamaran semacam feri, dari Holt Street Wharf (Dermaga Holt Street), Pinkenba, Brisbane. Di Tangalooma, catamaran berlabuh di Tangalooma Jetty (Dermaga Tangalooma). Perjalanan 40 kilometer dari Brisbane membelah Moreton Bay tersebut memakan waktu kira-kira 75 menit.

Setiap hari ada tiga jadwal perjalanan pergi-pulang dan ada jadwal-jadwal tambahan untuk Sabtu, Minggu, dan Senin. Ongkos pergi-pulang 80 dollar Australia untuk tiap orang dewasa, 45 dollar Australia untuk tiap anak berusia 3-14 tahun, dan gratis untuk tiap anak berumur hingga dua tahun. Harga tersebut berlaku hingga 31 Maret 2014 untuk para tamu tempat menginap Tangalooma Island Resort.

Tangalooma Island Resort terletak di tepi pantai, di pinggir Moreton Island National Park. Bagi mereka yang menginap di resor itu, pihak resor tersebut juga menyediakan aneka sarana wisata, baik yang berbayar maupun yang gratis. Yang berbayar, antara lain, memberi makan malam ikan kecil kepada lumba-lumba liar di pantai, di bawah arahan para petugas Dolphin Care; ATV Quad Bike Tour di pantai dan bukit rendah; dan sand tobogganing alias sand boarding atau meluncur dengan menggunakan papan, dari puncak ke bagian bawah bukit pasir di Sand Toboggan. Yang gratis, sebut saja, bermain bola basket dan berenang di kolam renang resor itu.

Nikmati kegiatan luar ruang
Tiba di Tangalooma pada petang hari, sebelum check in di resor tersebut, rombongan langsung mendapat kesempatan untuk memberi makan kepada lumba-lumba liar di Dolphin Lodge di depan resor itu. Seorang petugas Dolphin Care sebelumnya memberi pengarahan. Misalnya, mengenai keharusan mencuci tangan dengan air bersih khusus yang disediakan dalam ember sebelum memberi makan, larangan beralas kaki dan mengambil gambar dengan bantuan sinar lampu kamera, dan posisi tangan ketika memberi makan.

Setiap lumba-lumba yang datang memiliki identitas, termasuk nama dan usia. Contohnya, Echo, lumba-lumba berusia 20 tahun, yang diberi makanan oleh rombongan pewarta dari Jakarta. Data mengenai lumba-lumba di sana ada di Dolphin Centre. Tangalooma memang merupakan kawasan perlindungan bagi berbagai jenis fauna, sebut saja lumba-lumba dan penyu.

Esok paginya, sesudah sarapan di Tursiops Buffet Raestaurant, salah satu tempat bersantap dalam lingkungan Tangalooma Island Resort, rombongan diajak menjajal ATV Quad Bike Tour di pantai dan bukit rendah di bagian depan resor tersebut. Tarifnya, 58 dollar Australia per orang untuk sekali keliling. Jika Anda menambahnya dengan berkeliling untuk kali kedua, tarif kedua 40 dollar Australia. Selanjutnya, tarif ketiga juga 40 dollar Australia. Jika belum puas, Anda bisa berkeliling untuk kali keempat tanpa membayar lagi alias gratis.

Sehabis itu, sebelum bersantap siang dalam lingkungan resor yang sama, rombongan dijamu dengan sand tobogganing alias sand boarding atau meluncur dengan menggunakan papan, dari puncak ke bagian bawah bukit pasir di Sand Toboggan. Paket wisata selama kira-kira satu setengah jam itu bertarif 38 dollar Australia untuk tiap orang dewasa dan 20 dollar Australia untuk tiap anak.

Dari resor, rombongan diantar dengan bus ke Sand Toboggan melewati sebagian Moreton Island National Park. Dalam bus, selama perjalanan singkat, para peserta sand tobogganing diberi pengarahan oleh seorang pmandu wisata tersebut. Ketika meluncur, Anda tak diperkenankan mengenakan atau membawa benda yang akan merepotkan Anda mendaki bukit pasir putih yang berketinggian hingga 90 meter itu dan meluncur ke kaki bukit itu. Contohnya, daripada kamera atau telepon genggam Anda terlontar atau kemasukan semburan pasir ketika Anda meluncur dengan kecepatan 40 kilometer/jam, lebih baik Anda tinggalkan dengan aman dalam bus yang diparkir di kaki bukit itu. Alas kaki pun harus dilepas, karena akan menyulitkan pendakian Anda. Ada pula yang tidak boleh dilupakan sebelum menuju ke bukit tersebut: balurkan krim tabir surya ke wajah, tubuh, dan anggota badan Anda.

Ketika turun dari bus, seorang instruktur sand tobogganing mengajarkan para peserta teknik meluncur dengan papan dari kayu masonite tersebut, dari soal posisi tubuh tengkurap serta kaki dan tangan di atas papan luncur hingga tentang jalur  pendakian yang benar menuju puncak bukit pasir itu. Setiap peserta juga dipinjami sebuah papan luncur dan sebuah goggle (kacamata renang) untuk mencegah semburan pasir masuk ke mata dan silaunya sinar matahari yang terpantul oleh permukaan bukit pasir tersebut. Tapi, tentu saja, semburan pasir itu tetap bisa masuk ke hidung dan mulut kita. Begitulah sand boarding.

Setiap orang bisa lebih dari sekali meluncur, bergantung pada waktu yang diberikan oleh pihak penyelenggara wisata tersebut. Sesudah waktu habis, para peserta bisa menikmati minuman segar yang dibawa di bagasi bus.

Sekembalinya ke Tangalooma Island Resort, setelah bersantap siang, rombongan melanjutkan jalan-jalan ke Gold Coast, masih di Queensland, dengan menumpang catamaran.

Tangalooma dulu hingga kini
Moreton Island, termasuk Tangalooma, memiliki sejarah berwarna-warni hingga menjadi kawasan wisata sekaligus wilayah perlindungan aneka hewan dan tumbuhan.

Situs resmi Tangalooma, tangalooma.com, mencatat, orang-orang Aborigin, suku bangsa asli Benua Australia, dulu menyebut Moreton Island dengan Moorgumpin, yang berarti tempat bukit-bukit pasir. Sementara itu, Tangalooma berarti tempat di mana ikan-ikan bertemu. Moorgumpin, menurut orang-orang Aborigin, terletak di Quandamooka atau Moreton Bay.

Penduduk asli Moorgumpin adalah orang-orang Ngugi. Sepanjang mereka ada di sana, penghidupan mereka selama 2.000 tahun bersumber dari laut dan hutan. Mereka menyantap ikan, termasuk dugong, kerang, penyu, dan udang-udangan, serta pakis, midym berries, pandan, dan madu.

Pada 17 Mei 1770, Kapten Captain James Cook menamai Quandamooka dengan Morton Bay berdasarkan Earl of Morton dari Skotlandia. Tapi, atas catatan harian Cook, tejadi salah eja Morton menjadi Moreton.

Moreton Island dikunjungi oleh orang-orang kulit putih untuk kali pertama pada 1823. Pada 1850, orang-orang Ngugi yang masih ada di sana dimukimkan secara paksa ke Stradbroke Island. Keturunan mereka masih tinggal di situ sampai sekarang.
 
Moreton Island juga memiliki sejarah Perang Dunia (PD) II, dua meriam pertahanan militer dibangun di Moreton Island. Satu di Cowan Cowan dan satu lagi di Toompani. Pangkalan angkatan laut dan dermaga juga dibangun di Tangalooma. Peninggalan PD II itu, termasuk meriam-meriam tersebut, masih bisa dilihat.
 
Pada 1950, Australian Company Whale Products Pty Ltd didirikan. Ikan paus, dari minyak hingga dagingnya, dijadikan antara lain bahan farmasi, kosmetika, dan makanan hewan peliharaan.

Tangalooma dipilih menjadi pusat penangkapan dan pengolahan ikan paus. Dua ikan paus punggung bongkok yang terpanah dekat Cape Moreton pada Juni 1952 menandai tempat penangkapan ikan paus itu mulai beroperasi.

Pada 1950-an, minyak nabati diperkenalkan. Akibatnya, harga minyak ikan turun pada 1959. Pada Agustus 1962 terdeteksi, hanya 62 ikan paus tertangkap dan pusat penangkapan ikan paus tersebut pun ditutup.

Selama 10 tahun tempat penangkapan ikan paus itu beroperasi, 6.277 ikan paus punggung bongkok dan satu ikan paus biru terbunuh dan diproses. Populasi ikan itu di pantai timur Australia pun menurun jauh, dari semula kira-kira 15.000 ekor menjadi 500 ekor saja. Angka itu menyebabkan ikan paus punggung bongkok masuk daftar spesies yang dilindungi.

Pada Juni 1963, pusat penangkapan ikan paus itu dijual kepada sebuah sindikat pengusaha dari Gold Coast yang menjadikannya sebuah resor. Pada 1980, resor itu dibeli oleh sebuah keluarga dari Brisbane, Kelurga Osborne.

Keluarga Osborne--yang terdiri dari Brian dan Betty, bersama kedua putra mereka, Jeff dan Glenn--sampai sekarang masih memiliki dan menjalankan bisnis resor bernama Tangalooma Island Resort itu.  

Di perairan Tangalooma, ikan paus punggung bongkok kini masih bisa dilihat dalam musim migrasi mereka, Juni hingga Oktober tiap tahun. Para turis bisa menikmati "pertemuan" tersebut dalam paket wisata yang tersedia di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com