Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjaga Perbatasan, Garda Terdepan Juga Umpan

Kompas.com - 13/10/2013, 10:54 WIB
PONDOK kecil di tepi Pantai Nama, barat Pulau Kisar, Maluku, siang itu sunyi. Kicau camar yang melayang di kejauhan pun terdengar jelas. Dua laki-laki bercelana pendek mengecek perahu karet yang penuh tambalan di tepi pantai.

Selesai dengan tugas rutin, suatu siang di akhir Juni lalu, dua anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut itu duduk santai di pos. Berdua mereka menjadi penghuni pos berukuran 8 meter x 6 meter.

Tak ada nuansa sangar dari sebuah markas prajurit yang menjaga garda terdepan Nusantara. Padahal, pos yang terletak di Kecamatan Pulau-pulau Terselatan, Kabupaten Maluku Barat Daya, itu hanya berjarak 12 mil laut atau 22 kilometer dari Timor Leste.

”Kalau bosan, ya, main catur atau video game berulang-ulang. Kalau masih bosan, ya, melamun saja,” ujar Zakaria (21), salah satu penjaga pos berpangkat kelasi dua telegrafis. Ia baru bergabung di pos itu selama empat bulan terakhir menemani sang komandan yang sebelumnya bertugas sendirian.

Seperti hari-hari sebelumnya, siang itu, kedua prajurit yang menginduk pada Pangkalan Utama TNI AL VII Kupang itu lebih banyak diam di pos. Mereka tak leluasa berpatroli karena keterbatasan sarana pendukung. Mereka hanya memiliki satu perahu karet dengan mesin tempel berkekuatan 40 PK.

Bahan bakar pun dijatah. Setiap tiga bulan, pos kebagian 60 liter bensin, 200 liter solar, dan 60 liter oli. Jumlah itu harus dibagi untuk motor operasional dan generator sumber listrik pos.

Sekali patroli keliling Kisar butuh 40 liter solar. Kalau seminggu sekali patroli, jatah solar sudah habis sebulan.

”Kami ini garda terdepan sekaligus umpan,” kata Letnan Dua Laut (Teknik) Cahya Dharmawan, Komandan Pos TNI AL Pulau Kisar, getir. Bukan mengeluh, tetapi keterbatasan itu membuat mereka tak bisa bekerja profesional.

Kemampuan SAR mereka pun tak termanfaatkan. Akibatnya, saat ada kecelakaan laut yang menimpa perahu nelayan, mereka tidak bisa banyak membantu.

”Jelas sedih tidak bisa berbuat apa-apa untuk menjangkau lokasi kecelakaan. Paling kami hanya berkoordinasi dengan nelayan lain atau petugas Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai Kementerian Perhubungan yang alatnya lebih lengkap,” tambah Cahya, yang bertugas di Kisar sejak November 2012.

Ironisnya, ada beberapa kapal cepat (speedboat) milik pemerintah kabupaten setempat terbengkalai tak terpakai di dekat pos tersebut. Namun, sekadar meminjam kapal itu untuk patroli pun tidak diizinkan.

Keterbatasan personel dan sarana membuat TNI AL dipandang sebelah mata oleh masyarakat dan pemerintah setempat, apalagi oleh pihak asing. Posisi Kisar yang berbatasan dengan Timor Leste dan dekat Australia membuatnya sangat rawan. Perairan selatan Kisar sering menjadi lokasi transaksi jual beli minyak ilegal di atas tanker yang biasa disebut dengan istilah ”kapal kencing”.

”Pergi ke sana dengan perahu karet hanya membahayakan nyawa sendiri,” ujar Cahya, yang pernah bertugas di KRI Nanggala 402.

Sebagai satu dari 92 pulau terluar Indonesia, Kisar sangat rawan gangguan kedaulatan. Ancaman itu diperparah dengan ketertinggalan pembangunan di Kisar. Alih-alih dijaga dan dihias rapi, beranda depan Nusantara itu justru diabaikan dan ditinggalkan. (Gregorius Magnus Finesso dan M Zaid Wahyudi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com