Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/12/2013, 12:40 WIB
"HIDUP cuma sekali, maka berpestalah. Jangan sampai setelah mati, kita baru bikin pesta". Selvie Warouw (49) mengucapkan kalimat itu dengan mimik serius saat menjelaskan mengapa orang Minahasa sebentar-sebentar bikin pesta.

Fani Jolly Lapian (23) melangkah mantap ke depan pintu sebuah kamar. Ia mengetuk pintu pelan-pelan dan menunggu jawaban. Beberapa detik berlalu dalam kesunyian hingga akhirnya pintu terkuak juga. Amboi, di balik pintu ada seorang perempuan dengan gaun pengantin warna putih dan cadar.

Fani menyingkap cadar itu dengan cara halus untuk melihat wajah cantik gadis pujaannya, Gracia Friska Raintung (25). Ia mengecup kening Gracia dan menyerahkan segenggam mawar merah. Hujan di pengujung November menambah romantis rangkaian prosesi ketuk pintu— prosesi khas pernikahan orang Minahasa. Selanjutnya, kedua mempelai berjalan kaki menuju gereja untuk pemberkatan pernikahan diiringi beberapa bruidsmeisjes (pengiring pengantin), keluarga, kerabat, dan rinai gerimis.

Di rumah Ritje Raintung- Rembet, orangtua pengantin perempuan, puluhan orang sibuk memasak aneka makanan, mulai dari kue, es kacang merah, ikan woku, babi panggang, ayam buluh, sampai bulu halus (RW). Aroma masakan memenuhi seisi rumah dan merangsang rasa lapar. Ketika siang berganti malam, pesta besar dimulai. Sekitar 500 tamu undangan menyantap 20 jenis lauk dan kue lezat. Menjelang larut malam, giliran anak-anak muda berpesta. Mereka menari katrili—tari pergaulan peninggalan Spanyol—hingga menjelang pagi.

Pesta itu adalah pesta ketujuh yang digelar keluarga Ritje sepanjang tahun 2013. Ia memastikan, pesta itu bukanlah pesta terakhir tahun ini. Pasalnya, masih ada dua pesta lain di depan mata, yakni pesta Natal dan Tahun Baru.

Begitulah, banyak pesta di Minahasa. Selvie Warouw, warga Desa Elusan, Amurang Barat, Minahasa Selatan, bahkan menggelar minimal sembilan pesta dalam setahun. ”Ada tiga pesta ulang tahun anak saya, ulang tahun saya, ulang tahun suami, ulang tahun perkawinan, Natal, Tahun Baru, dan pesta pengucapan syukur. Kalau ada keluarga diwisuda atau naik jabatan, kita beking acara lagi,” ujar Selvie diikuti senyum.

Rasa syukur

Pesta di Minahasa memang terkait rasa syukur. Jika mereka mengungkapkan rasa syukur 10 kali setahun, mungkin itu berarti ada 10 pesta. Banyak orang mengatakan, tradisi menggelar pesta muncul karena orang Minahasa bersentuhan dengan Barat. Namun, sebelum kedatangan orang Barat, tradisi pesta telah berakar kuat di wilayah Asia Tenggara, termasuk Minahasa, terutama terkait pengorbanan dan siklus kehidupan manusia mulai dari lahir, tumbuh, hingga mati (Anthony Reid, 2011).

Di Minahasa, menurut catatan N Graafland—pendeta yang berkeliling Minahasa sekitar tahun 1850—orang sering membuat pesta untuk meminta perlindungan dewa atau menghormati arwah leluhur. Mereka biasanya menyembelih 3, 5, 7, hingga 9 babi untuk pesta besar (Minahasa: Negeri, Rakyat, dan Budayanya, 1991).

Pesta terkait siklus kehidupan manusia sampai sekarang eksis di Minahasa. Manusia lahir, tumbuh, dibaptis, kawin, punya anak, hingga mati dibuatkan pesta. Setelah agama Kristen masuk, pesta bertambah terkait Natal, Tahun Baru, dan Paskah. Di luar itu, momen apa pun yang patut disyukuri mereka pestakan. ”Anak melamar pekerjaan saja dipestakan, padahal belum tentu lulus. Kalau nanti diterima kerja, mereka pesta lagi,” ujar Nasrun Sandiah, dosen Jurusan Antropologi Universitas Sam Ratulangi.

Pesta yang mereka gelar umumnya meriah. Pesta ulang tahun anak usia 10 tahun saja dirayakan besar-besaran. Itu dilakukan Suryati, warga Kota Bitung, untuk anak laki-lakinya, Frisky. Ia mengundang 200 tamu, menyuguhi mereka dengan seabrek hidangan, dan menghibur mereka dengan acara ajojing.

Pesta Natal dan Tahun Baru sudah pasti lebih meriah, massal, dan lama. Sejak 1 Desember, orang Minahasa menggelar pohon terang untuk menyambut Natal. Hal itu terlihat mulai dari kota hingga pelosok desa. Mereka kemudian bakupasiar atau berkunjung, menggelar ibadah bersama, serta pesta makan dan minum. Begitu seterusnya hingga pesta memuncak pada tanggal 25-26 Desember dan malam pergantian tahun.

Tidak berhenti di situ, mereka masih punya satu pesta besar lagi pada hari Minggu di pekan terakhir bulan Januari yang disebut ”kuncikan”. Pesta itu mengunci semua rangkaian pesta selama dua bulan mulai dari awal Desember hingga akhir Januari.

Bulan-bulan berikutnya, pesta-pesta besar terus mewarnai hari-hari orang Minahasa. Yang paling besar dan massal adalah pesta pengucapan syukur. Di Minahasa Selatan pesta itu jatuh pada bulan Juli, di kabupaten lain jatuh pada bulan yang berbeda. ”Orang berdatangan dari mana-mana ke Minahasa Selatan. Hotel dan penginapan pasti penuh, mobil rental habis terpesan,” kata Kepala Desa Elusan Frans Ampow menggambarkan dahsyatnya pesta pengucapan.

Untuk menyambut tamu, kata Selvie, setiap rumah menghidangkan nasi jaha, dodol, aneka lauk, dan minuman, mulai minuman bersoda, bir, hingga minuman lokal cap tikus. Pemilik rumah akan berteriak memanggil siapa saja yang lewat di depan rumah untuk mampir dan makan. ”Mari jo bakudapa, kong torang makang rame-rame!”

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Etihad Airways Terbang ke Bali Pertama Kalinya per April 2024

Etihad Airways Terbang ke Bali Pertama Kalinya per April 2024

Travel Update
3 Tips Maksimalkan Promo Garuda Indonesia Umrah Travel Fair 2023

3 Tips Maksimalkan Promo Garuda Indonesia Umrah Travel Fair 2023

Travel Tips
Jelang Nataru, Tingkat Okupansi Hotel Naik 30 Persen di Aceh

Jelang Nataru, Tingkat Okupansi Hotel Naik 30 Persen di Aceh

Hotel Story
Super Air Jet Buka Rute Baru Batam-Pekanbaru-Padang per 20 Desember

Super Air Jet Buka Rute Baru Batam-Pekanbaru-Padang per 20 Desember

Travel Update
Garuda Indonesia Umrah Travel Fair 2023 Beri Diskon Paket Umrah hingga Rp 2 Juta

Garuda Indonesia Umrah Travel Fair 2023 Beri Diskon Paket Umrah hingga Rp 2 Juta

Travel Update
Bus Jawara di Tangerang Penuh Dipesan hingga Akhir Tahun

Bus Jawara di Tangerang Penuh Dipesan hingga Akhir Tahun

Travel Update
7 Hotel Dekat ICE BSD di Tangerang, Ada yang Punya Kolam Renang

7 Hotel Dekat ICE BSD di Tangerang, Ada yang Punya Kolam Renang

Hotel Story
Tips Dapat Cashback di Garuda Indonesia Umrah Travel Fair 2023

Tips Dapat Cashback di Garuda Indonesia Umrah Travel Fair 2023

Travel Tips
Oktober 2023, Orang Indonesia Paling Banyak Nginap di Hotel Bintang 3 di Jakarta

Oktober 2023, Orang Indonesia Paling Banyak Nginap di Hotel Bintang 3 di Jakarta

Hotel Story
Garuda Indonesia Umrah Travel Fair 2023 Digelar Hari Ini, Ada Cashback hingga Rp 2,5 Juta

Garuda Indonesia Umrah Travel Fair 2023 Digelar Hari Ini, Ada Cashback hingga Rp 2,5 Juta

Travel Update
Promo Tiket Pesawat Garuda Indonesia Umrah Travel Fair 2023, Jakarta-Jeddah PP Rp 13 Jutaan

Promo Tiket Pesawat Garuda Indonesia Umrah Travel Fair 2023, Jakarta-Jeddah PP Rp 13 Jutaan

Travel Update
Libur Nataru 2024, Tarif Jip Wisata Lava Tour Merapi Tidak Naik

Libur Nataru 2024, Tarif Jip Wisata Lava Tour Merapi Tidak Naik

Travel Update
Wisata ke Bandung Naik Kereta Cepat Whoosh, Turun di Stasiun Padalarang dan Stasiun Tegalluar

Wisata ke Bandung Naik Kereta Cepat Whoosh, Turun di Stasiun Padalarang dan Stasiun Tegalluar

Travel Update
Keindahan Pantai Kelapa Lima di Kupang yang Dikunjungi Presiden Jokowi

Keindahan Pantai Kelapa Lima di Kupang yang Dikunjungi Presiden Jokowi

Travel Update
Jalur Pendakian Gunung Rinjani Rencana Ditutup Awal 2024

Jalur Pendakian Gunung Rinjani Rencana Ditutup Awal 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com