Dari peradaban kuno dengan bangunan-bangunan kokoh batu-batu hingga bangunan-bangunan modern ber-AC. Dari peradaban paganisme di bawah kekuasaan Romawi, perkembangan kekaisaran Islam Usmani dengan ibu kota Istanbul-nya.
Wilayah Turki yang berada di atas dua benua, Asia dan Eropa, yang dipisahkan Selat Bosforus, dengan keseharian budaya Barat menonjol tanpa meninggalkan tradisi keagamaan Islami yang dipeluk oleh hampir 90 persen penduduknya. Dengan pengembangan industri pariwisata besar-besaran, Turki berpotensi menjadi ”saingan berat” Mesir. Dua puluh lima tahun lalu, bagi peserta ibadah umrah Indonesia, ”bonus”-nya mampir ke Mesir. Sekarang, hampir semua rombongan umrah memilih mampir ke Turki daripada Mesir.
Menurut Oemar—penduduk Istanbul—tiap tiga bulan sekali dari 6 rombongan turis yang diantarkannya berkeliling di Turki, satu di antaranya dari Indonesia. Dalam setiap perhentian dengan pasar-pasar suvenirnya di berbagai kota, dialog dalam bahasa Indonesia biasa diucapkan sepotong-sepotong. Apalagi di Pasar Besar yang terletak di belakang Museum Aya Sofia Sophia.
Tawar-menawar barang dengan kosakata bahasa Indonesia atau Melayu, oke. Tapi jangan heran, dalam tawar-menawar itu penjual tiba-tiba marah. Ketika transaksi tidak terjadi, mereka bertanya, ”Dari Malaysia?”. Begitu ada jawaban ”Indonesia”, mereka pun mencibir.
Turki menawarkan beragam obyek pluralistik kehidupan. Obyek-obyek wisata berlatar Islam seperti Masjid Biru (Blue Mosque), Masjid Sultan Ottoman di Istanbul, dan Museum Maulana Jalaluddin Rumi di Konya, Kanakkale, dengan latar belakang kehidupan Timur Tengah, kota tua Pergamon dengan ikonnya kuda troya yang hanya pernah kita baca dari karya Homerus dalam kisah Perang Troya tahun 1200 SM, kota tua peninggalan Romawi Kuno di Hierapolis (Pamukkale) dengan kolam-kolam air mineral bak kapas, dan naik balon mengitari rumah-rumah cerobong dari tanah liat di Kapadokia. Kedekatan dengan budaya Yunani Kuno masuk akal karena jarak terdekat ke perbatasan negara itu hanya sekitar 40 kilometer.
Bagi yang berminat ke latar belakang kesejarahan, Turki memanjakan mereka. Museum Istana Topkapi di Istanbul, kota tua Pergamon, kuil kuda troya, dan Musoleum tempat dimakamkan Kemal Attaturk berikut sejarah perjuangannya menjadikan Turki Modern di Ankara.
Efesus, Konya
Dari sekian obyek, kota kuno Efesus paling khas, merangkum tradisi paganisme (Romawi Kuno), kekristenan (Kristen awal) dan keislaman (Ottoman, era Kemal Attaturk yang kemudian membawa Turki sebagai sebuah negara modern sejak 1923), berikut makam tokoh sufi Jalaluddin Rumi di Konya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.