Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ubud Kembangkan Gaya Lukisan Tradisional Modern

Kompas.com - 13/08/2014, 19:12 WIB

Selain itu menumbuhkan rasa saling menghargai karya masing- masing. Bonnet dikenal sebagai sosok sensitif dan peduli akan realita seni sebagai seni, seni sebagai ritual, seni sebagai sumber penghidupan seperti seni wali, "wewalen" dan "balih-balihan".

Dengan demikian ada sekat konotasi fungsi berkesenian kapan ngayah (diamalkan) kapan bayah (dibayar). Rupanya sejak era pesatnya perkembangan pariwisata tahun 1970-an sampai saat ini realita terakhir semakin menyenangkan.

Di antara langkah promosi kekayaan seni budaya Bali yang paling signifikan pengaruhnya terhadap perkembangan seni lukis Bali adalah pameran di Paris, tahun 1931. Beberapa karya lukis Wayang Bali juga misi seni tari Bali (Peliatan Ubud) digelar dalam pameran internasional.

Dalam hal itu misi kesenian Bali mewakili kerajaan Belanda sebelum Indonesia meraih kemerdekan. Gaung kesuksesan pameran Bali membawa pengaruh besar terhadap meningkatkan motivasi Barat untuk mereguk kenikmatan di paradiso Bali.

Bukan saja di kalangan seniman Peliatan Ubud, masyarakat secara keseluruhan merasa bangga atas penghargaan itu. Apalagi diizinkan mendirikan monumen di di halaman masing-masing saat perayaan jubileum (1933) ratu Belanda waktu itu, yang dipandang sebagai prestasi seni semata, tanpa tendensi politis atau lainnya.

Tonggak perubahan sangat menentukan, bukan hanya mengobarkan semangat dalam perkembangan dan perluasan segala aktivitas berkesenian, melainkan sumbangan nyata terhadap kekayaan seni Bali yang dengan apik disajikan lembaran masa berikutnya.

KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA Pasar seni di Gianyar, Bali.
Sampai akhirnya Pariwisata Budaya membuka keran interaksi masyarakat Bali dan Barat, saling menguntungkan tidak terbatas pada wawasan seni Bali yang semakin marak tetapi segi ekonomi masyarakat yang semakin meningkat.

Semua itu patut disyukuri dengan adanya kontribusi Barat seperti Miguel Covarrubias, budayawan Meksiko karya bukunya berjudul "Island of Bali" yang melegenda sebagai buku pengantar dunia wisata ke Pulau Dewata.

Seni rupa tak bisa dipisahkan dari kebudayaan dan Agama Hindu yang dianut masyarakat Bali. "Margaret Mead dan Gregory Bateson adalah antropolog Amerika datang ke Bali tahun 1931 untuk meneliti kebudayaan Bali secara menyeluruh, karakter, kepercayaan, agama lewat seni lukis Batuan," ujar Agung Rai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com