Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Seni Budaya Nusantara Promosikan Kota Tua

Kompas.com - 22/08/2014, 13:36 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pembina Forum Peduli Budaya Nusantara (FPBN) Mayjen (purn) Hendardji Soepandji, mengatakan salah satu alasan pihaknya memilih Kota Tua sebagai lokasi diselenggarakannya Festival Seni Budaya Nusantara (FSBN) adalah untuk menjaga kelangsungan Kota Tua.

"Tujuannya agar Kota Tua ini menjadi kawasan yang hidup dan dikenal secara nasional maupun internasional. Makanya kami memilih kawasan ini," kata Hendardji di sela karnaval budaya di Kota Tua, Kamis (21/8/2014).

FSBN digelar di kawasan Kota Tua, mulai Kamis (21/8/2014) hingga Minggu (24/8/2014). Beragam kegiatan seni dan budaya dari seluruh Nusantara digelar di festival tersebut. Acara ini diadakan sekaligus untuk mempromosikan budaya Nusantara serta menjaga kawasan Kota Tua supaya tetap bersih.

Dalam kesempatan itu, Hendardji juga mengatakan saat ini Pemprov DKI Jakarta belum mempunyai rencana yang jelas untuk membangun kawasan Kota Tua ini.

"Saat ini pemprov harus mempunyai rencana detil tata ruang kawasan bersejarah ini. Supaya jelas pembangunan ke depannya," kata pria yang semalam mengenakan baju beskap itu.

TRIBUNNEWS/HERUDIN Pengunjung mengendarai sepeda sewaan di lapangan Taman Fatahillah di kawasan Kota Tua Jakarta Barat, Rabu (30/7/2014). Dua hari setelah Lebaran, kawasan Kota Tua dipenuhi warga yang mengisi masa liburan bersama keluarga.
Hendardji melanjutkan sejauh ini rencana itu baru sekadar wacana saja. Belum terencana dengan jelas bagaimana menghidupkan dan menata Kota Tua. "Saat ini Pemprov DKI baru mengatur benda mati yang ada di kawasan heritage Kota Tua, belum mengatur benda hidupnya," ujarnya.

Benda hidupnya seperti manusia dan masyarakat di Kota Tua itu belum tertata dengan baik. Ia mencontohkan pedagang kaki lima (PKL) yang tidak dikelompokkan atau ditempatkan di satu area saja di Taman Fatahillah.

"Itu yang membuat kawasan bernilai sejarah ini jadi rusak. Bukannya saya anti PKL ya. Ini kawasan bagus, sudah semestinya bersih lahir batin, bersih kawasannya, bersih juga masyarakatnya," katanya.

Ia menegaskan perlu sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kawasan ini. Salah satunya dengan cara sering mengadakan kegiatan budaya di kawasan Kota Tua. Hendardji berharap ke depan Kota Tua semakin bagus dan tertata. "Kalau semua itu terwujud, keindahan kawasan ini bisa bersinar. Ibarat wanita kalau bersolek akan bersinar," katanya.

Sementara itu terkait berbagai kegiatan dilakukan di FSBN antara lain, Makan Bajamba yang merupakan tradisi khas Minangkabau. Acara Makan Bajamba ini digelar Jumat (22/8/2014) mulai pukul 18.30.

KOMPAS/LASTI KURNIA Sepeda ontel wisata yang jumlahnya ratusan, berderet menanti penyewa di depan Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah di Kawasan Kota Tua Jakarta, Sabtu (7/5/2011).
Selain itu, Sabtu (23/8/2014) digelar Workshop Membatik, Ketoprak Tarian Agung Raja Manggala dari Keraton Kesultanan Yogyakarta, peragaan busana tradisi Puro Pakualaman Yogyakarta, dan tradisi minum teh tempoe doeloe.

Acara puncak FSBN, Minggu (24/8/2014), akan ditutup dengan pergelaran Ketoprak Tribuana Tungga Dewi yang merupakan hasil kolaborasi pencinta seni budaya yang mengangkat cerita tentang kisah Tribuana Tungga Dewi. (Wahyu Tri Laksono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com