Kang Herman, Idong, Naldi dan Juli, harus menyusuri jalan berlumpur, medan berbatu, dan menghadapi sengatan matahari di siang bolong, serta hujan yang membasahi tubuh mereka. Mereka ke Ibu Kota untuk menjual barang dagangan berupa madu dan aneka kerajinan seperti pakaian, kain tenun, tas kulit kayu khas Baduy.
Tradisi menggembara warga Baduy menjelajahi Jakarta, menarik perhatian tim program Explore Indonesia yang tayang di Kompas TV. Host Explore Indonesia, Belda Zando, mencoba mengikuti perjalanan mereka dengan ikut berjalan kaki.
Dari keempat warga, hanya Juli, 19 tahun, yang belum pernah jalan kaki ke Jakarta. Sementara yang lainnya sudah puluhan kali. “Saya sudah ingin dari dulu, tapi baru kali ini ke Jakarta. Saya ingin lihat gedung-gedung tinggi,” kata Juli, yang terhitung masih pengantin baru.
Menjelang sore, mereka mandi di sungai di daerah Sajira. Setelah menyegarkan badan, mereka kembali melangkahkan kaki-kaki telanjangnya.
Ketika malam tiba, di kawasan Jasinga, Bogor, Kang Herman dan ketiga rekannya memilih beristirahat. Mereka meringkuk lelap di gubuk tengah sawah.
Setelah menyeberang sungai, susuri pematang sawah, lintasi perkampungan dan menapaki kerasnya jalanan aspal, akhirnya mereka tiba di Bundaran HI Jakarta, pada hari Minggu tepat saat acara car free day.
Biasanya mereka ke Jakarta setelah musim panen, karena saat itu tak banyak kegiatan di ladang. Barang dagangan berupa madu dan kerajinan yang mereka bawa, dijual kepada orang-orang yang sudah mereka kenal. Umumnya adalah warga kota yang pernah berwisata dan menginap di rumah warga Baduy.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.