Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macchu Picchu, Destinasi Liburan Keluarga

Kompas.com - 04/09/2014, 09:00 WIB

TAHUKAH Anda keberadaan Machu Picchu mungkin takkan terungkap hingga sekarang jika bukan karena seorang anak kecil?

Setelah dua tahun pencarian lokasi "Kota yang Hilang Suku Inca" dan menggalang dana untuk ekspedisinya, sejarawan Amerika dan penjelajah yang pemberani Hiram Bingham pergi mengunjungi hutan Peruvian tahun 1911. Ia menemukan letak kota tersebut atas bantuan anak laki-laki Quechua Indian berumur 11 tahun.

Alasan mengapa Machu Picchu dapat menjadi tujuan liburan keluarga adalah, pertama, perjalanannya. Hampir semua orang melalui jalan kereta api yang sempit dari Cusco ke Bukit Urubamba yang terletak di bawah reruntuhan Machu Picchu.

Anda bisa turun dari kereta api pada kilometer 82 dan berjalan di Jalur Inca sepanjang 26 kilometer, yang merupakan rute pendakian yang paling digemari di seluruh Amerika Selatan. Atau Anda bisa berhenti di kota Aguas Calientes, di mana banyak bus antar-jemput yang dapat mempermudah perjalanan Anda melalui jalanan curam ke puncak.

Jika anak-anak Anda tidak bersemangat melalui Jalur Inca yang panjang, rute alternatif tersedia di tempat 104 kilometer dan mendaki selama empat hingga lima jam dari rute (8,75 kilometer).

"Itulah satu-satunya cara untuk berkenalan dengan Machu Picchu. Anda melalui perjalanan yang panjang dan curam, bahkan hampir memanjat dengan tangan. Ketika akhirnya tiba di puncak, Anda akan melihat lengkungan batu dan ketika Anda melihat ke benteng di bawah sana, menakjubkan sekali," kontributor National Geographic Traveler, Barton Lewis menjelaskan. Lewis sendiri telah mengunjungi Machu Picchu sejak tahun 1960an.

Misteri yang belum terungkap

Kedua, Machu Picchu adalah runtuhan kota yang masih terselimuti misteri. Banyak hal yang masih belum terungkap kebenarannya, yang mungkin akan menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak Anda.

Misteri seperti kapan tepatnya tempat ini dibangun (yang banyak ditebak tahun 1450), mengapa tempat ini dibangun di lokasi yang amat tinggi sampai "menyentuh langit", alasan kota ini ditinggalkan, dan apa fungsinya yang sebenarnya. Para peneliti bahkan belum mengetahui fungsi tempat ini dibangun, apakah sebuah kuil pemuja dewa, kerajaan, atau penelitian astronomi? Dan tak ada yang tahu pasti siapa penghuni asli kota tersebut.

Barton Lewis mengatakan, "Apapun ekspektasi Anda, Machu Picchu akan menawarkan lebih dari yang Anda bayangkan. Suku Inca adalah hasil akhir 5.000 tahun peradaban yang dimulai pada waktu yang sama dengan Mesir dan Mesopotamia. Namun, karena penaklukan dan penyakit, mereka hanya bertahan selama 100 tahun. Tetapi mereka meninggalkan situs yang luar biasa ini."

Di Kuil Kondor, tunjukkan anak-anak Anda betapa besar batu di tengah struktur kota ini yang telah diukir menyerupai kepala dan leher burung Andean besar, dan bagaimana batu-batu di belakangnya dibentuk menjadi sayap burung kondor yang meghampar luas. Lalu lihatlah ke bawah dari Kuil Matahari dan lihatlah Jendela Ular yang menurut legenda adalah tempat meletakkan ular.

"Ketika seseorang melihat Machu Picchu untuk pertama kalinya, ia harus benar-benar memerhatikannya. Bahkan tanpa mengetahui latar belakangnya, kosmologi, atau sejarahnya, Machu Picchu tetap luar biasa," kata Lewis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Jalan Jalan
Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Travel Update
Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Travel Update
Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Travel Update
Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Travel Update
Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Travel Update
Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Jalan Jalan
Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Travel Update
Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com