Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi "Raja" di Pulau Raja

Kompas.com - 28/03/2015, 15:17 WIB

Menurut Ambotang, tokoh masyarakat Desa Timbulon, sisi timur paling ramai dikunjungi pengunjung lokal. Saat liburan, anak sekolah dari Kecamatan Paleleh Barat dan Paleleh menjadikan Pulau Raja primadona untuk melepas penat atau sekadar menyepi, menjauhi keramaian. Pegawai dari dua kecamatan itu juga sering mengadakan acara di sisi timur pulau.

”Tentu yang paling sering menikmati pulau ini nelayan yang melaut di sekitar pulau. Begitu angin kencang, mereka berhenti sejenak, berenang, tidur-tiduran di pantai. Saya termasuk yang sering melakukan,” ujar pensiunan guru tersebut.

Karena berada di laut lepas, gelombang tinggi menantang di sekitar pulau juga cocok untuk berselancar.

Nama Pulau Raja sendiri dikaitkan dengan penguasa Kerajaan Buol. Seperti diceritakan Ambotang, nenek moyang Raja Buol saat ini, Moh Safri Turungku, menanam kelapa di pulau itu. Raja kerap menghabiskan waktu di pulau berjarak sekitar 2 kilometer dari daratan Jalan Trans-Sulawesi poros Buol-Gorontalo tersebut. Karena dimiliki raja, pulau itu lalu dikenal dengan nama Pulau Raja. Tidak ada istana atau bangunan yang diasosiasikan ke kerajaan di tempat itu.

Hingga saat ini, pepohonan kelapa masih berdiri kokoh nan menjulang di sisi timur pulau. Di bagian pantai yang sering dipakai untuk rekreasi, tidak sedikit pohon kelapa menantang laut lepas. Di sana, ada rumah tempat tinggal penjaga kebun.

Sekretaris Desa Timbulon Anwar Kilat menyebutkan, pemerintah mengagendakan pengelolaan Pulau Raja menjadi kawasan wisata bahari. Bagaimana persis pengelolaannya, pihak desa dan pemerintah kabupaten masih membahasnya.

Wisata bahari

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Buol M Abdi Turungku memastikan Pulau Raja sudah diajukan ke Kementerian Pariwisata untuk dikembangkan menjadi obyek wisata bahari. Pengerjaan infrastruktur diperkirakan dimulai tahun ini. ”Keberadaan karang yang terlihat sepintas akan diteliti,” katanya.

Pada November-Maret, gelombang laut di sekitar Pulau Raja cukup tinggi. Kalau ingin menyeberang, berangkat subuh merupakan opsi terbaik saat laut masih teduh. Di luar periode itu, Pulau Raja aman dikunjungi karena gelombang laut diperkirakan tidak tinggi.

Ambotang berharap pengembangan wisata Pulau Raja melibatkan masyarakat setempat. "Kalau sudah ditata dengan baik, dampak ekonomi bagi masyarakat pasti ada. Masyarakat harus menjadi pemeran utama, bukan penonton," katanya.

Sejumlah dusun di Desa Timbulon dapat dijadikan titik berangkat menuju Pulau Raja. Dusun Tindolom mungkin pilihan terbaik karena dusun kecil ini berada di teluk. Pengunjung dapat menyewa ketinting nelayan setempat dengan harga yang bisa ditawar.

Anda ingin menjadi "raja"? Berkunjung dan nikmatilah keindahan Pulau Raja. (VIDELIS JEMALI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com