Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Voluntourism", Bukan Jalan-jalan Biasa

Kompas.com - 27/04/2015, 10:06 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Kegiatan traveling ke suatu destinasi wisata memang menjadi kepuasan tersendiri. Berbagai oleh-oleh ketika berwisata seperti foto, tulisan, dan video menjadi memori yang dapat dikenang. Namun, apakah kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat pada destinasi yang dikunjungi? Hotel Quickly dan Traveller Kaskus mencoba menjawabnya dalam sebuah talkshow yang bertajuk “VolunTourism” di Jakarta, Kamis (23/4/2015).

Istilah voluntourism merupakan gabungan dari dua kata yaitu volunteer dan tourism yang mengandung makna melakukan kegiatan pariwisata sambil menjadi sukarelawan. Dikutip dari situs voluntourism.org, organisasi pertama yang menggunakan kata voluntourism adalah Dewan Pariwisata Nevada pada tahun 1998. Dewan Pariwisata Nevada berusaha mendorong warga setempat untuk menjadi sukarelawan dalam rangka mendukung pengembangan wisata pedesaan di salah satu lokasi terpencil di Nevada.

Acara talkshow dibuka dengan sesi sharing oleh beberapa narasumber yang sudah lama berkecimpung di dunia VolunTourism. Setiap orang memaparkan pengalaman ketika melakukan voluntourism dalam setiap perjalanan.

“Menurut saya, voluntourism adalah bagaimana jalan-jalan dibarengi dengan kegiatan volunteer. Saya pernah melakukan traveling ke Desa Sikka sambil membantu masyarakat di sana,” kata Endro Catur saat memulai talkshow.

Ia menceritakan pengalaman ketika membantu masyarakat Desa Sikka, Flores dalam mengelola industri kain tenun. Dengan latar belakang pekerjaan yaitu manajemen pengetahuan, ia mengadakan diskusi untuk mengetahui motif-motif kain tenun Sikka yang telah terlupakan. Menurut cerita Endro, masyarakat Sikka ketika ia berkunjung ke sana merasa kurang percaya diri untuk menjual produk kain tenun dengan motif yang mereka punya.

“Sebenarnya tidak rumit, saya hanya membantu sesuai keahlian yang saya miliki. Saya coba gali pengetahuan mereka tentang kain tenun. Lalu saya dokumentasikan dalam bentuk buku panduan,” ujarnya antusias.

Narasumber lainnya, Agnia Fasza, juga menceritakan pengalaman voluntourism kepada para peserta. Tides, panggilan akrab Agnia, mengatakan ia pernah melakukan perjalanan ke Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Jambi, sambil memberikan penyuluhan dan kampanye ke masyarakat tentang Gajah Sumatera (Elephas maximus).

“Cukup miris juga pas tahu masyarakat di sini (Jambi) tidak tahu tentang Gajah Sumatera. Jadi pas di sana, saya melakukan pendekatan ke masyarakat supaya tahu gajah sumatera,” katanya.

Traveller Kaskus sebagai komunitas pejalan turut mengkampanyekan konsep voluntourism. “Peran Traveller Kaskus pada orangnya. Pada tahun ini Traveller Kaskus menjangkau kegiatan ini. Tahap ini baru pengenalan untuk emberian informasi. Supaya orang mengenal istilah voluntourism,” kata Mawsky, Offline Manager Traveller Kaskus kepada KompasTravel.

Mawsky berharap untuk ke depan para pejalan dapat melakukan perjalanan yang bermanfaat. Ia pun melemparkan harapan kepada destinasi yang dikunjungi wisatawan agar bertambah nilai dan potensi. “Nanti tidak cuma selfie di tempat yang eksotis. Ke depannya bisa selfie dengan masyarakat lokal sambil membantu di sana,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com