Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Ketupat, Simbol Keberagaman yang Identik dengan Lebaran

Kompas.com - 08/04/2024, 18:03 WIB
Zeta Zahid Yassa,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketupat termasuk elemen yang kerap dijumpai saat Hari Raya Idul Fitri. Biasanya ketupat diisi beras, lalu dimasak menjadi pendamping lauk untuk dinikmati bersama.

Ternyata, ketupat memiliki sejarah dan makna yang dalam. Berikut sejumlah fakta ketupat yang perlu kamu ketahui, dilansir dari laman Indonesia.travel, Senin (8/04/2024):

Baca juga:

Fakta menarik ketupat

1. Dulu digantung di tanduk kerbau

ilustrasi ketupat.SHUTTERSTOCK/Mzynasx ilustrasi ketupat.

Ketupat sudah ada jauh sebelum agama Islam memasuki Indonesia. Pada zaman dulu, masyarakat disebut kerap menggantung ketupat ke tanduk kerbau sebagai ungkapan rasa terima kasih atas panen mereka. 

Namun, dari abad ke-15 hingga abad ke-16, Sunan Kalijaga memperkenalkan ketupat sebagai lambang Idul Fitri dalam rangka mengasimilasi budaya Islam dengan budaya lokal. Hal ini berhasil membantu penyebaran Islam di Pulau Jawa.

Baca juga:

2. Setiap sisi ketupat ada artinya

Ketupat khas Indonesia yang kerap dihidangkan pada momen Hari Raya Idul Fitri.SHUTTERSTOCK/Ika Rahma H Ketupat khas Indonesia yang kerap dihidangkan pada momen Hari Raya Idul Fitri.

Ketupat memiliki makna dan filosofi yang dalam. Ketupat disebut mengandung dua arti yaitu ngaku lepat yang bermakna mengakui kesalahan, serta laku papat yang menggambarkan empat sisi makanan ini. 

Setiap sisi dan bentuk ketupat memiliki makna tersendiri, seperti terbukanya pintu ampunan untuk orang lain (lebaran), rezeki melimpah dan bersedekah (luberan), penghapusan dosa (leburan), dan penyucian diri (laburan).

Baca juga: Perang Ketupat di Bangka Barat pada 3 Maret 2024, Ada 3 Pantangan yang Diyakini Masyarakat

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

6 Hotel Murah di Cilacap, Tarif mulai Rp 194.000

Hotel Story
5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

5 Tips Liburan dengan Open Trip yang Aman dan Menyenangkan

Travel Tips
3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

3 Juta Wisatawan Kunjungi Banten Saat Libur Lebaran 2024, Lebihi Target

Travel Update
Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Cara Menuju ke Wisata Pantai Bintang Galesong, 1 Jam dari Makassar

Jalan Jalan
The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

The 2nd International Minangkabau Literacy Festival Digelar mulai 8 Mei

Travel Update
Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Wisata Pantai Bintang Galesong, Cocok untuk Liburan Bersama Rombongan

Jalan Jalan
Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Padatnya Wisatawan di Bali Disebut Bukan karena Overtourism

Travel Update
Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Kunjungan Wisata Saat Lebaran 2024 di Kabupaten Malang Turun, Faktor Cuaca dan Jalan Rusak

Travel Update
Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Kemenparekraf Tegaskan Bali Belum Overtourism, tapi...

Travel Update
Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta Akan Buka Kembali Juni 2024

Travel Update
Warga Venesia Protes Pemungutan Biaya Masuk untuk Turis

Warga Venesia Protes Pemungutan Biaya Masuk untuk Turis

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com