Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Wisata Edu Heritage Jakarta-Cirebon Dirilis 21 April 2024

Kompas.com - 08/04/2024, 07:07 WIB
Krisda Tiofani,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan sejarah Jakarta dan Cirebon yang dinilai sangat erat, membawa inisiatif Yayasan Badan Wakaf Kasepuhan Cirebon menghadirkan program "Wisata Edu Heritage Jakarta-Cirebon."

"Pada 22 Juni 1527 itu adalah hari pembebasan Sunda Kelapa Jakarta ini dari penjajahan Portugis dan itu yang membebaskan adalah Fatahillah," kata Ketua Yayasan Badan Wakaf Kesepuhan Cirebon, Ahmad Jazuli dalam The Weekly Brief With Sandi Uno, Senin (25/3/2024).

Jazuli melanjutkan, Fatahillah merupakan menantu Sunan Gunung Jati dan panglima perang Cirebon, sehingga memiliki kaitan erat dengan Jakarta.

Baca juga: Cara Berkunjung ke Galeri Melaka, Masuk ke Museum Fatahillah

Program yang didukung oleh Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Budaya Pariwisata dan Pj Walikota Cirebon rencananya akan diresmikan di Keraton Kasepuhan pada Minggu (21/4/2024) mendatang.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas.com (@kompascom)

Program edu-heritage bertema "Sunda Kelapa-Keraton Kesepuhan Cirebon, Jejak 500 Tahun Jayakarta” ini akan dikemas dalam paket wisata bagi wisatawan.

Ada tiga sorotan yang akan diunggulkan, yaitu Rumah Sunan Gunung Jati, Museum Pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon, dan Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

Baca juga: Pemudik Jalur Pantura Cirebon Ramai Lancar, Didominasi Roda Dua

Kuliner juga menjadi daya tarik Cirebon, seperti ditambahkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya.

"Kekuatan Cirebon itu ada di kuliner, sejarah, budaya, dan religi. Ini memang menjadi konsentrasi kebijakan pemerintah daerah Cirebon," kata Agus.

Alun-alun Kota CirebonDok.Disparbudjabar Alun-alun Kota Cirebon

Lebih lanjut, Agus mengatakan, akan ada tambahan lima destinasi wisata berbasis cagar budaya per 2024.

"Sebagai bagian dari edukasi karena berkembang (opini) di masyarakat bahwa bangunan berlabel cagar budaya seolah-olah tidak boleh diapa-apakan," tutur Agus.

"Padahal justru harusnya 'diapa-apakan' supaya mendapatkan aspek pemanfaatan, pengembangan, dan pemberdayaannya dapat semua," tambah dia.

Baca juga:

Jazuli menambahkan, program wisata edu-heritage Jakarta-Cirebon diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan nusantara (wisnus) ke Cirebon.

Potensi besar wisata Cirebon

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Hariyanto menuturkan, Cirebon memiliki potensi wisata yang besar.

Hal ini bisa dilihat dari aspek penting destinasi wisata yang sudah dipenuhi, yakni atraksi, amenitas, dan aksesbilitas.

Kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, Rabu (2/7/2014). Keraton Kasepuhan didirikan pada tahun 1452 oleh Pangeran Cakrabuana.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, Rabu (2/7/2014). Keraton Kasepuhan didirikan pada tahun 1452 oleh Pangeran Cakrabuana.

"Program wisata edukasi ini adalah mengintegrasikan dari seluruh kekuatan di Cirebon dan sekitarnya," ujar Hariyanto.

Menurut dia, ada beberapa hal yang dapat dilakukan Kemenparekraf untuk menguatkan percepatan pembangunan wisata di Cirebon.

Baca juga:

Di antaranya adalah promosi dari Deputi Pemasaran, penguatan travel pattern dari Jakarta-Cirebon, hingga penguatan kapasitas pelaku pengelola wisata.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com