Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencicipi Kuliner Hiu? Jangan Nekat, Ini Alasannya...

Kompas.com - 20/05/2015, 16:09 WIB
Mentari Chairunisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, masyarakat khususnya para pegiat lingkungan sempat dihebohkan dengan tayangan kuliner Tongseng Hiu di salah satu televisi swasta Indonesia. Protes keras bergulir lantaran hiu saat ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi mengingat keberadaannya yang sudah terancam punah.

“Ini sangat disesalkan karena di tengah ramainya kampanye untuk melestarikan hiu dengan tidak mengonsumsi sirip hiu, justru menayangkan tongseng hiu yang bisa merangsang pemirsa untuk mencoba tongseng tersebut,” ungkap Direktur Komunikasi dan Advokasi WWF Indonesia, Nyoman Iswarayoga, saat dihubungi Kompas Travel, Jumat (15/5/2015).

Dengan meningkatnya keinginan masyarakat untuk mengonsumsi hiu maka hal ini akan meningkatkan perburuan hiu di laut. Hal itu tentu akan membuat populasi hiu di laut semakin menipis. Padahal, konsumsi hiu, lanjut Nyoman, pada dasarnya tidak menimbulkan keuntungan bagi manusia.

“Lebih banyak kepada prestise, itu sebuah barang yang susah untuk didapat dan berharga mahal sehingga itu menjadi suatu kebanggaan bagi yang mengonsumsinya,” jelas Nyoman.

Selain tidak memiliki manfaat khusus, mengkonsumsi ikan hiu justru berpengaruh kepada kesehatan. Sebab, dalam ikan hiu terdapat kandungan merkuri berlebih yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Nyoman menjelaskan, berdasarkan pemberitahuan dari Badan Pengawasan Obat dan makanan (BPOM) pada 2009 lalu, hiu mengandung merkuri paling tinggi yang mencapai 1 – 4 ppm.

Kandungan merkuri yang tinggi tentu berdampak pada kesehatan manusia, salah satunya terhadap janin. Kandungan merkuri tinggi dapat menembus plasenta sehingga menimbulkan gangguan sistem saraf dan perkembangan janin. Tak hanya itu, merkuri juga dapat mengganggu sistem syaraf, juga mengganggu fungsi hati, ginjal, dan organ lainnya.

Maraknya pengonsumsian hiu juga tak lepas dari mitos yang mengatakan sirip hiu memiliki fungsi besar untuk menambah vitalitas dan kemampuan seksual. Padahal, menurut pendiri ProFauna, Rosek Nursahid, hal tersebut merupakan mitos belaka berdasarkan data yang ia dapatkan.

“Sirip hiu masih diminati sebagai makanan berkelas, namun data terbaru menyebutkan bahwa mengkonsumsi sirip hiu itu justru bisa mengancam kemandulan pria,” jelas Rosek.

Senada dengan Nyoman dan juga Rosek, pemerhati konservasi alam dan mantan pembawa acara program perjalanan, Riyanni Djangkaru turut menyayangkan konsumsi ikan hiu yang sampai saat ini masih dilakukan beberapa pihak. Sebab, selain berdampak buruk bagi kesehatan, mengkonsumsi hiu juga turut andil merusak ekosistem yang ada.

“Peran dia (hiu) di lautan itu sebagai dokter laut salah satunya, maka dia memakan ikan-ikan yang sakit jadi dimakanin sama dia,” kata Riyanni.

Lebih lanjut Riyanni menjelaskan, spesies ikan pemburu di laut umumnya hanya bisa memakan ikan lain yang terletak satu tingkat atau beberapa tingkat di bawahnya sesuai dengan piramida ekosistem. Namun, keistimewaan hiu bisa memakan hingga spesies-spesies lain jauh di bawah letak piramida.

“Hiu itu bisa makan jauh banget dari tingkat paramidanya dia, dengan begitu dia menjaga stabiilitas dari masing-maisng spesies,” sambungnya.

Dengan upaya terus menghimbau masyarakat akan bahayanya mengkonsumsi hiu tak hanya bagi kesehatan, tetapi juga bagi lingkungan, para pegiat lingkungan ini berharap masyarakat luas bisa paham alasan-alasan mengapa hiu tak layak dikonsumsi. Di samping itu, Riyanni menambahkan fungsi khusus para “dokter laut” tersebut yang ternyata berdampak luas bagi kehidupan.

“Justru yang harus diperhatikan justru spesie-spesies yang tugasnya menjaga variasi ikan dan memberi pemasukan juga buat nelayan, memberi variasi untuk kita juga yang makan, dan masukan buat negara,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

Hotel Story
4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

Hotel Story
5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

Jalan Jalan
Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Jalan Jalan
BaliSpirit Festival 2024 Targetkan Partisipasi 3.000 Turis Asing

BaliSpirit Festival 2024 Targetkan Partisipasi 3.000 Turis Asing

Travel Update
Sertifikasi Halal di 3.000 Desa Wisata Dipercepat hingga Oktober 2024

Sertifikasi Halal di 3.000 Desa Wisata Dipercepat hingga Oktober 2024

Travel Update
5 Pantai di Cilacap, Cocok Jadi Lokasi Healing dan Surfing

5 Pantai di Cilacap, Cocok Jadi Lokasi Healing dan Surfing

Jalan Jalan
Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com