Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chantaburi, Alternatif Destinasi Wisata di Thailand, Apa Menariknya?

Kompas.com - 20/09/2015, 18:39 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

CHANTABURI, KOMPAS.com - Untuk pelancong yang kerap ke Thailand, Chantaburi bisa menjadi pilihan destinasi wisata. Provinsi yang terletak di timur Thailand ini menawarkan wisata kuliner, wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, hingga wisata belanja.

Daerah ini memang bukan kawasan turistik. Jadi melancong ke sini, tak banyak tampak turis asing berlalu-lalang, sangat berbeda dengan Phuket dan Pattaya. Namun, seperti diungkapkan Thip Thepthewi dari Trikaya, Chantaburi banyak dikunjungi wisatawan domestik alias warga Thailand sendiri.

"Saya sendiri sebelumnya belum pernah membawa tamu ke sini. Karena memang bukan daerah turis," katanya kepada KompasTravel, Sabtu (19/9/2015).

Trikaya sendiri merupakan biro perjalanan wisata berbasis di Bangkok. Tamu-tamu yang biasa digarap adalah tamu asing yang berasal dari Eropa, Amerika Serikat, dan Asia.

Hal senada diungkapkan Ray Indra Nugraha dari Tourism Authority of Thailand (TAT) Jakarta yang akrab disapa dengan panggilan Indra. Ia menuturkan belum ada biro perjalanan wisata di Indonesia yang menjual tur ke Chantaburi.

KOMPAS.COM/NI LUH MADE PERTIWI F Penari di depan kuil di Chantaburi, Thailand.
Tetapi jika Chantaburi diminati wisatawan domestik, pastilah ada alasan tertentu yang membuatnya menarik perhatian. Menurut Thip, Chantaburi dikenal sebagai pusat batu mulia di Thailand. Jadi, lanjutnya, banyak orang datang untuk berbelanja batu mulia.

Indra mengakui Chantaburi berpotensi menarik kunjungan wisatawan Indonesia yang memiliki minat khusus pada batu mulia. Chantaburi, menurutnya, bisa menjadi pilihan destinasi wisata "transit" untuk wisatawan Indonesia yang ingin ke Siem Reap (Kamboja).

"Chantaburi ini jalur darat ke perbatasan menuju Kamboja, jadi bisa pilihan untuk sekadar mampir dan melihat-lihat batu," katanya.

Wisatawan memang kerap menjadikan Bangkok sebagai hub untuk berwisata ke Kamboja, terutama kawasan Siem Reap yang terkenal dengan obyek wisata Angkor Wat. Perjalanan dilakukan melalui jalur darat dari Bangkok menuju daerah Aranyaprathet lalu melalui perbatasan Poipet, baru dilanjutkan ke Siem Reap.

Sementara itu, Osean A. Untung, Executive VP dari travel agent Ayo Wisata, menuturkan Chantaburi bisa "dijual" kepada wisatawan Indonesia, namun perlu dipasangkan dengan kota lain. Misalnya tur batu mulia di Chantaburi, lalu ke Bangkok. Ia menambahkan yang menjadi highlight tur adalah pasar batu mulia di Chantaburi yang biasanya ramai setiap hari Sabtu.

KOMPAS.COM/NI LUH MADE PERTIWI F Gereja tertua di Thailand.
"Tur Bangkok itu biasanya tiga malam. Jadi bisa dibuat dari Bangkok langsung ke Chantaburi, itu hari Jumat. Sampai Chantaburi keliling-keliling. Lalu menginap semalam di sana, besoknya ke pasar batu mulia. Sehabis makan siang, balik ke Bangkok dan tur selama dua malam," jelasnya.

Ia mengaku selama ini minat wisatawan Indonesia masih seputar tur Bangkok-Pattaya. Namun, ia merasa orang Indonesia tetap perlu diberikan pilihan dan destinasi baru lainnya.

Selain batu mulia, Chantaburi menawarkan wisata yang sangat khas lokal, misalnya kuliner berupa aneka olahan seafood yang menyegarkan, wisata sejarah ke gereja tertua di Thailand dan napak tilas King Taksin. Selanjutnya wisata budaya seperti mengunjungi komunitas Vietnam di pinggir sungai yang sudah menetap selama ratusan tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com