Menurut Heri, dari kacamata sosiologi, jenang adalah makanan tradisional yang terbebas dari kasta sosial. Jenang juga lepas dari jerat gaya hidup dan gengsi sosial.
Menyantap jenang tidak akan melorotkan maupun meninggikan derajat sosial seseorang. Dari keluarga raja, priayi, hingga rakyat jelata sama-sama memakai jenang sebagai sesaji dan untuk dikonsumsi.
”Artinya, jenang bukan milik satu golongan. Dengan kesederhanaan yang menyertainya, jenang melebur dalam kehidupan sosial, tak membedakan kaya maupun miskin. Inilah keunikan jenang,” katanya. (Erwin Edhi Prasetya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.