Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yoseph Agus Kristian dan "Sihir" Kostum Karnaval

Kompas.com - 19/05/2016, 19:26 WIB

Saat dua kali ke Singapura, misalnya, dia membawa kostum permata dewa, garuda putih, garuda wisnu kencana, cenderawasih, dan merak.

Untuk acara di Selandia Baru, dia mengenakan pakaian merak dan garuda putih. Di Korea Selatan, dia membawa kostum permata dewa dan garuda putih. Saat di Jerman, dia mengenakan baju gajah oling dan teratai.

Karena tidak bisa mendatangi semua tempat, kadang Yoseph mewakilkan kepada anggota Sanggar Tari Amor yang diasuhnya untuk menghadiri kegiatan tersebut.

Kreativitas membuat kostum terus mengalir dari diri Yoseph. Sejauh ini, sudah ada sembilan kostum dengan tema bervariasi yang telah ia buat dengan bahan matras dan spoonbun. Tiga di antaranya menjuarai Malang Flower Carnival tahun 2014 dan 2015.

Kedua bahan ini dipilih karena pertimbangan lebih ringan, fleksibel, dan memiliki warna bagus. Untuk memperkuat struktur rangka dan sayap, digunakan material seperti bambu, lidi aren, dan besi.

Meski fleksibel dan bisa dikemas di dalam tas, akibat ukurannya yang cukup besar inilah, Yoseph terkadang harus menjelaskan secara rinci kepada petugas di konter chek in bandara saat berangkat ke luar negeri.

Tidak jarang ia harus membongkar dan mengemas ulang isi tasnya. Maklum, kostum itu harus dibawa menggunakan tas khusus mirip wadah papan selancar. Jika penanganannya tidak benar, bisa berpotensi rusak di perjalanan, yang bakal berimbas pada penampilannya nanti.

Yoseph pun mengaku tak memerlukan referensi dan ilmu khusus untuk membuat semua itu. Model yang ia buat berdasarkan imajinasi sendiri, tidak berkaitan dengan tema acara atau tokoh tertentu. Kostum-kostum itu dibuat dengan biaya swadaya. Satu kostum bisa menghabiskan dana hingga Rp 5 juta.

Dari tata rias

Sebelum bergelut di dunia karnaval, Yoseph banyak beraktivitas di bidang tata rias wajah. Selain itu, dia juga senang menari. Dia biasa membawakan tari klasik atau tradisional di acara pernikahan, seminar, workshop, hingga program pemerintah daerah.

Yoseph pernah belajar di Yogyakarta, di Sanggar Bagong Kussudiardja (1986-1987). Aneka jenis tari dia selami, mulai dari tari Bali (tari margapati, pendet, gebyar, dan baris), Jawa Timur (remo, jejer gandrung, dan topeng), Jawa Tengah (gambyong, golek, gambir anom, dan klonorojo), hingga Jawa Barat (jaipong, punggawa, dan keris cirebon). Ada juga gantar dari Kalimantan serta serampang 12 dan saman dari Sumatera.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com