Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudirman, Memadukan Wisata dan Konservasi

Kompas.com - 18/07/2016, 16:33 WIB

Lingkungan

Sudirman awalnya adalah guru sekolah dasar dan perangkat Desa Waha. Jauh sebelum berkenalan dengan konservasi terumbu karang, di desanya dia telah dikenal sebagai orang yang aktif menjaga lingkungan hidup.

Sudirman menceritakan, Desa Waha dulunya merupakan perkampungan pesisir miskin yang tak terawat. Warga seolah tak acuh dengan kondisi lingkungan tersebut. Praktik pengeboman dan pembiusan ikan pun marak di perairan desa yang mayoritas penduduknya menjadi nelayan itu.

”Saya berpikir, mungkin kondisi kemiskinan itu karena kita tak peduli dengan lingkungan. Dari situ, saya mulai menanamkan rasa peduli lingkungan kepada anak-anak didik di sekolah dengan cara kerja bakti membersihkan sampah dan menanam pohon. Kegiatan itu kemudian saya kenalkan kepada warga desa juga,” ujarnya.

Pada 2006, Waha masuk menjadi salah satu daerah kerja Coral Reef Rehabilitation and Management Program atau biasa disingkat Coremap. Program pemerintah yang juga didukung sejumlah lembaga luar negeri itu bertujuan merehabilitasi dan mengelola pemanfaatan terumbu karang secara berkelanjutan.

Di situlah perkenalan Sudirman dengan terumbu karang dimulai sehingga ia pun memperluas misi konservasinya. Lelaki yang sebelumnya telah aktif dalam kegiatan konservasi lingkungan pesisir itu pun ditunjuk sebagai motivator desa.

Sudirman mendampingi tiga kelompok di Waha. Mereka bertugas menyadarkan dan memberdayakan masyarakat serta mengawasi terumbu karang. Salah satu tugas besarnya adalah menekan praktik pengeboman dan pembiusan ikan dengan sosialisasi dan penyadaran kepada para pelaku.

Kearifan lokal

Selain pendekatan ilmiah dengan memaparkan arti penting terumbu karang bagi ekosistem, Sudirman juga memakai kearifan lokal masyarakat Buton dalam mengampanyekan konservasi laut. Salah satunya adalah legenda ”Untu Wa Ode” yang intinya melarang warga merusak laut agar terhindar dari bencana.

Usaha itu pun berbuah manis. Sudirman mengatakan, sebelum program Coremap, hanya terdapat 29-30 persen terumbu karang yang berkondisi baik di perairan Waha. ”Pada 2010, terumbu karang yang berkategori baik meningkat menjadi 69-70 persen,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com