Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Indahnya Melbourne dari Ketinggian 120 Meter

Kompas.com - 11/08/2016, 22:20 WIB
Caroline Damanik

Penulis

MELBOURNE, KOMPAS.com – Menikmati panorama suatu tempat dari ketinggian membuat perjalanan menjadi sempurna. Bisa dari gedung tertinggi, kawasan puncak bukit atau yang lebih modern, kincir ria.

Jika Las Vegas punya High Roller, Singapura punya Singapore Flyer dan London dengan London Eye, maka Melbourne punya Melbourne Star Observation Wheel.

Dari ketinggian 120 meter, panorama ciamik kota yang berturut-turut didapuk menjadi Kota Paling Layak Huni di Dunia itu terhampar luas di depan mata.

“Selamat datang di Melbourne Star,” kata Jason Bajada, salah satu petugas, di pintu masuk wahana Melbourne Star, dengan ramah. Dia bertugas menyambut setiap pengunjung yang baru saja naik dari lantai pertama tempat loket pembelian tiket.

Sore itu, Jason menjelaskan bahwa Melbourne Star yang terletak di kawasan Docklands, Victoria, Australia, adalah roda observasi keempat tertinggi di dunia. Wahana ini dibuka untuk publik pada 20 Desember 2008.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Kabin Melbourne Star Observation Wheel mulai terangkat ke atas.
Ada 21 kabin pada kincir ria ini. Saat kabin mencapai puncak, pengunjung bisa melihat pemandangan Melbourne hingga sejauh 40 kilometer.

“Setiap kabin bisa diisi 20 orang. Jika ada yang menggunakan kursi roda, maka jumlah orang di dalamnya bisa dikurangi,” tuturnya.

Ya, menurut Jason, meski saat beroperasi Melbourne Star terus bergerak, namun para difabel, baik yang menggunakan tongkat maupun kursi roda, tetap bisa menaikinya dengan mudah.

“Saat mereka naik atau turun, kami akan siap melayani. Jika ada kejadian mendesak, kami bisa memberhentikan wheel dan membawa mereka segera keluar,” tuturnya sambil tersenyum.

“Keluarga dengan bayi juga bisa ikut naik. Yang tidak diperbolehkan adalah membawa stroller ke kabin. Pengunjung bisa menitipkannya di pintu masuk saat tiket diperiksa. Pada saat keluar, pengunjung bisa memintanya kembali,” tambahnya.

Sebelum menuju tempat masuk kabin, pengunjung akan melewati sejumlah ruangan yang diisi dengan gambar-gambar dan tulisan di dinding yang memuat sejumlah fakta penting tentang Melbourne dan negara bagian Victoria, Australia, misalnya budaya delapan jam kerja berasal dari Australia yang mulai diterapkan sekitar tahun 1856 atau two-way radio yang biasa dipakai oleh polisi dan sopir ambulans ditemukan pada tahun 1923 di Australia oleh polisi senior Frederick William Downie.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Jason Bajada, salah satu petugas di Melbourne Star Observation Wheel, Victoria, Australia.
“Polisi di Victoria menjadi badan pertama yang menggunakannya,” demikian bunyi salah satu tulisan di dinding itu.

Tempat terbaik

Di area sebelum masuk kabin, setiap pengunjung dilarang mengambil foto untuk memudahkan petugas mengatur para pengunjung yang akan masuk kabin. Satu per satu, pengunjung lalu akan diarahkan menuju kabin yang tersedia.

Kabin dengan luas sekitar 24 meter persegi ini berbentuk semacam kapsul dengan dinding-dinding kaca tebal yang tembus pandang, kecuali di bagian lantainya.

Di dalam kabin, pengunjung bisa menikmati pemandangan sambil berpegang di besi yang melintang di dinding kaca atau duduk di bangku bundar yang disediakan di tengah kabin.Saat kabin terangkat ke atas, pemandangan terhampar di depan mata tanpa terhalang apapun.

Jika menoleh ke bagian selatan, misalnya, pemandangan laut dan aktivitas di pelabuhan terhampar, sedangkan di sisi lain, pemandangan gedung-gedung dan taman serta kebun raya tidak kalah eloknya. Lebih jauh lagi, permukiman yang tertata rapi di daerah pinggiran bisa terlihat. Bahkan, jika beruntung, pengunjung bisa melihat samar daratan Phillip Island.

Semua pemandangan ini bisa dinikmati dari atas selama sekitar 30 menit.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Pemandangan di balik kabin dari atas Melbourne Star Observation Wheel.
Sore itu, lewat pukul 17.00, cahaya jingga mulai membentang di ufuk barat. Matahari mulai perlahan turun kembali ke peraduannya. Dengan pemandangan senja yang damai di balik kaca tebal, kabin Melbourne Star menjadi tempat terbaik untuk merenung sesaat betapa cepatnya waktu berlalu.

Saat langit mulai gelap, lampu-lampu di tangan-tangan Melbourne Star mulai menyala. Warna-warni berkelap-kelip. Pemandangan alam berganti menjadi lautan cahaya dari berbagai tempat di Melbourne dan sekitarnya.

 “Mereka suka melihat cahaya berwarna-warni, tetapi yang paling populer adalah pada waktu terang menjelang matahari terbenam,” tuturnya.

Wahana ini disebut “star” karena tangan-tangannya yang menyerupai bintang tujuh seperti bintang yang ada di bendera Australia. Rupanya makin jelas bila lampu warna-warni dari lampu LED menyala kala malam tiba. Jika dibentangkan, rangkaian lampu itu mencapai panjang hingga 30 kilometer.

Kincir ria raksasa ini beroperasi mulai pukul 11.00 hingga pukul 22.00 waktu setempat. Tiketnya dibanderol dengan harga 36 dolar Australia untuk dewasa dan sekitar 22 dolar Australia untuk anak-anak.

 

KOMPAS.com/Caroline Damanik Pemandangan kota Melbourne dari atas Melbourne Star Observation Wheel.

 (Tulisan ini merupakan bagian dari program "Jelajah Australia 2016". Kompas.com telah meliput ke berbagai pelosok Australia pada rentang 14 Mei - 15 Juni 2016 atas undangan ABC Australia Plus. Di luar tulisan ini, masih ada artikel menarik lainnya yang telah disiapkan terbit pada Juli hingga akhir Agustus 2016. Anda bisa mengikuti artikel lainnya di Topik Pilihan "Jelajah Australia 2016".)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Bromo Buka Lagi Usai Kebakaran, Simak Aturan Berkunjung

Gunung Bromo Buka Lagi Usai Kebakaran, Simak Aturan Berkunjung

Travel Update
Gunung Kerinci Jadi Lokasi Pembuatan Dokumenter soal Risiko Pendakian

Gunung Kerinci Jadi Lokasi Pembuatan Dokumenter soal Risiko Pendakian

Travel Update
10 Tempat Liburan di Purwakarta, dari Alam hingga Sejarah

10 Tempat Liburan di Purwakarta, dari Alam hingga Sejarah

Jalan Jalan
Liburan ke Jakarta Aquarium & Safari, Ada Bajak Laut dan Kapibara

Liburan ke Jakarta Aquarium & Safari, Ada Bajak Laut dan Kapibara

Travel Update
5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

Jalan Jalan
Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Travel Update
231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

Travel Update
Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Travel Update
Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Travel Update
Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Travel Update
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Kemenparekraf Dorong Tingkatkan Kunjungan Wisman

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Kemenparekraf Dorong Tingkatkan Kunjungan Wisman

Travel Update
Jumlah Pengunjung Gunung Telomoyo Pecahkan Rekor pada Juni 2024, Tembus 63.126 Orang

Jumlah Pengunjung Gunung Telomoyo Pecahkan Rekor pada Juni 2024, Tembus 63.126 Orang

Travel Update
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Sektor Parekraf Bisa Apa?

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Sektor Parekraf Bisa Apa?

Travel Update
5 Tempat wisata anak di Jakarta yang murah, di Bawah Rp 50.000

5 Tempat wisata anak di Jakarta yang murah, di Bawah Rp 50.000

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com