Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sayur Asem hingga Klepon Juga Ada di Myanmar

Kompas.com - 06/10/2016, 09:06 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

YANGON, KOMPAS.com - Begitu kagetnya saya begitu dihidangkan semangkuk sayur asam sebagai starter. Sweet and Sour Soup, begitu tulisannya. Rasa kuahnya sangat mirip, tetapi tanpa cita rasa asam jawa. Potongan kangkung dan wortel mendominasi chin yay hin, begitu namanya dalam bahasa Myanmar.

Selama dua hari mengunjungi Yangon, KompasTravel dan rombongan dari Tourism Authority of Thailand (TAT) mencicipi beragam masakan otentik khas negara tersebut. Bagi orang Indonesia, masakan Myanmar sangat mudah dicerna karena htamin (nasi putih) menjadi sumber karbohidrat utama. Masakan khas Burma sedikit banyak terpengaruh oleh India dan China.

"Menghasilkan empat rasa utama: asam, asin, pedas, dan pahit," tutur Nang Hla May, pemandu wisata yang mengantar rombongan TAT berkeliling Yangon beberapa waktu lalu.

Restoran yang menyajikan makanan lokal disebut Myanma saa thauk sain. Di Yangon, restoran seperti ini tersebar di banyak tempat. Beberapa restoran yang KompasTravel datangi antara lain Padonmar Restaurant dan House of Memories.

Di restoran seperti ini, Anda akan dihidangkan three course meal dengan teh atau kopi sebagai penutup. Table setting pun diutamakan, dari penataan alat makan hingga lilin dan bunga segar di atas meja makan.

Kembali ke chin yay hin. Seusai melahap habis semangkuk 'sayur asem' itu, para pelayan menghidangkan beberapa masakan.

"Red Tomatoes Salad, Fried Fish Curry with Onion Rings, Chicken Curry with Potatoes, Sautee Watercress with Mushrooms," tutur salah satu pelayan.

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Kari yang melumuri ayam menggunakan banyak kecap inggris. Sangat serasi dipadankan dengan htamin alias nasi putih.

Red Tomatoes Salad terbuat dari tomat merah yang dicampur dengan bawang bombay, perasan jeruk nipis, bawang putih goreng, dan udang kering. Rupanya, udang kering alias ebi digunakan pada banyak masakan Myanmar. Bahkan, ada sayuran rebus alias lalapan yang disajikan dengan sambal ebi.

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Sayuran rebus disajikan dengan sambal ebi.

Dua masakan kari yang terhidang di meja, berbahan dasar ayam dan ikan, juga terasa sangat nikmat. Kuah kari pada ikan bercitarasa mirip sarden, dengan bumbu segar yang bercita rasa kuat. Kari yang melumuri ayam menggunakan banyak kecap inggris. Sangat serasi dipadankan dengan htamin alias nasi putih. 

Saat menikmati makan malam hari terakhir di House of Memories, saya dihidangkan dessert yang sama sekali tak asing. Rice Balls with Palm Sugar tersaji di piring kecil dengan kelapa parut di atasnya. Bentuknya persis sama dengan klepon. Bedanya, rice ball ala Myanmar berwarna putih.

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Mont lone yay paw adalah salah satu kue manis tradisional paling populer di Myanmar. Makanan ini selalu dibuat beramai-ramai dalam memeringati Tahun Baru Myanmar, alias Thingyan.

Mont lone yay paw, begitu nama makanannya. Dalam bahasa Myanmar berarti "panganan bulat dalam air". Ini karena adonannya dimasak dengan cara direbus, bukan dibakar atau dikukus.

Mont lone yay paw adalah salah satu kue manis tradisional paling populer di Myanmar. Makanan ini selalu dibuat beramai-ramai dalam memeringati Tahun Baru Myanmar, alias Thingyan.

Begitu digigit, bagian dalamnya juga bercita rasa sama dengan klepon. Gumpalan gula palem langsung pecah di mulut.

"Selain sebagai makanan ringan, mont lone yay paw juga populer sebagai makanan penutup," tambah May.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com