Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentawai, Salah Satu Suku Tertua di Dunia

Kompas.com - Diperbarui 08/08/2021, 13:53 WIB
I Made Asdhiana

Editor

Tato tertua di dunia

Suku Mentawai dikenal dunia karena tatonya yang dianggap sebagai tato tertua di dunia. Tato adalah hal wajib bagi Sikerei atau dukun suku Mentawai.

Memang, tato bagi masyarakat Mentawai tidak wajib, tetapi wajib bagi Sikerei.

Bagi suku yang masih tinggal di pedalaman dan belum banyak tersentuh modernisasi ini, pun mengandalkan tato sebagai bentuk kesenian dan juga sebagai bentuk pakaian.

Baca juga: Mengenal Tato Mentawai, Seni Rajah Tertua di Dunia

Suku Mentawai memandang tato sebagai sebuah identitas. Jadi bukan hanya sebagai aksesoris ataupun hiasan di tubuh saja.

Tato pada suku Mentawai menggambarkan keseimbangan antara penghuni hutan dengan alam.

Yang unik dari tato Mentawai ini adalah cara menato. Biasanya mentato tubuh dilakukan dengan cara menggunakan alat berupa jarum dan tinta khusus.

Hal ii tidak terjadi pada tato Mentawai. Bahan yang digunakan untuk memberikan tato di tubuh suku Mentawai adalah bahan bahan alami. Arang adalah salah satu bahan alam yang digunakan untuk mentato.

Baca juga: Seni Tato Mentawai Tertua di Dunia

Pada saat akan menato, terlebih dahulu sang shaman alias para tetua suku akan mendoakan arang tersebut. Kemudian diberikan kepada mereka yang akan diberikan tato.

Jadi tato suku Mentawai ini merupakan salah satu ritual adat yang sangat disakralkan. Ini pun menjadi sebuah hal yang dijunjung tinggi di dalam lingkungan suku Mentawai.

Indonesia itu sangat kaya akan budaya bukan, kehidupan suku Mentawai ini hanya secuil dari begitu banyaknya budaya Indonesia yang mungkin kamu belum tahu. Dengan mengenal dan mempelajari lebih dekat, kebudayaan ini akan terus terjaga.

Akses menuju Mentawai

Untuk menuju ke Mentawai dari Jakarta, wisatawan bisa memesan tiket pesawat ke Padang, Sumatera Barat. Dari Padang naik kapal cepat ke Pulau Siberut.

Kepulauan Mentawai ini bisa dibilang infrastrukturnya susah. Jika kita sendirian ke sana biaya sangat besar dikeluarkan untuk logistik dan sewa perahu.

Baca juga: Pasumpahan, Pulau Terindah di Sumatera Barat

Saya ke sini bersama rombongan terdiri dari 5 orang pada tahun 2016. Sengaja saya ikut trip bareng agar menghemat biaya dan lebih murah biaya yang dikeluarkan untuk akomodasi. Pasalnya kalau kita jalan sendiri harus siap dengan biaya yang sangat banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Jalan Jalan
Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Travel Update
Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Travel Update
Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Travel Update
Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Travel Update
Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Travel Update
Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Jalan Jalan
Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Travel Update
Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Larangan di Umbul Nilo, Pemandian Sebening Kaca di Klaten

Travel Update
Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Ngargoyoso Waterfall, Wisata Air Terjun Baru di Karanganyar

Jalan Jalan
Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Masyarakat Diingatkan Cek Kelayakan Bus di Spionam

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com