Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sembarangan Melepas Tukik ke Laut Lepas

Kompas.com - 26/04/2017, 05:04 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam benak kita, penangkaran penyu pasti identik dengan ekowisata (ecotourism). Namun, tak semua pegiat ekowisata mengetahui persis sifat alami penyu. Tujuannya memang baik, namun caranya tak selalu benar.

"Banyak penangkaran penyu yang mengadakan aktivitas lepas tukik di pinggir pantai. Secara natural, saya tidak merekomendasikan hal itu," tutur Coral Reef Conservation Specialist dari The Nature Conservancy (TNC) Indonesia, Rizya Ardiwijaya saat konferensi pers #PuyoPeduliPenyu di One Fifteen Coffee, Gandaria, Jakarta Selatan, Selasa (25/4/2017).

Lewat kampanye #PuyoPeduliPenyu, Puyo Silky Dessert bekerja sama dengan TNC Indonesia untuk mendonasikan Rp 5.000 untuk setiap pembelian satu Puyo Silky Melon. Kampanye ini berlangsung hingga 1,5 bulan ke depan.

BACA: Beli Silky Pudding, Bisa Selamatkan Penyu

Maksud "secara natural" yang dikemukakan oleh Rizya berkaitan dengan sifat alami penyu. Pada dasarnya, penyu yang telah menetas akan mendekati laut pada malam hari.

"Sementara banyak penangkaran yang melepaskan tukik pada siang hari. Padahal secara alami, tukik akan memilih malam hari karena minim predator. Beda dengan siang hari, di mana predator tengah mencari mangsa," papar Rizya.

KOMPAS.COM/Ira Rachmawati Tukik yang baru menetas

Selain soal waktu, banyaknya penyu yang dilepaskan ke laut juga sangat berpengaruh terhadap eksistensi mereka di masa depan. Rizya menuturkan bahwa secara alami, penyu akan mendekati lautan secara bergerombol.

"Jika memang dimangsa predator, tidak akan habis semuanya (dimangsa). Sedikitnya ada beberapa persen yang masih hidup. Nah kalau melepaskan tukiknya cuma satu atau dua ekor, risiko dimangsanya akan lebih besar," papar dia.

BACA: Pati Hariyose, Jual Vespa demi Menangkar Penyu

Waktu terbaik untuk melepaskan tukik ke lautan adalah sesaat usai dia menetas. Rizya menuturkan bahwa saat menetas, penyu punya cadangan makanan untuk dirinya bertahan selama satu minggu melayang di permukaan lautan.

"Namun jika dia (penyu) dimasukkan ke dalam bak terlebih dahulu usai menetas, lama-kelamaan persediaan makanannya akan habis. Saat dilepaskan ke lautan, energinya terkuras. Survival rate-nya akan turun," lanjut Rizya.

Oleh karena itu, wisatawan harus memilih dengan cermat penangkaran mana yang mengerti betul sifat alami penyu. 

"Tujuannya memang baik, namun caranya tak selalu benar. Pastikan kita tahu cara yang benar," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

Hotel Story
4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

Hotel Story
5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

Jalan Jalan
Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Jalan Jalan
BaliSpirit Festival 2024 Targetkan Partisipasi 3.000 Turis Asing

BaliSpirit Festival 2024 Targetkan Partisipasi 3.000 Turis Asing

Travel Update
Sertifikasi Halal di 3.000 Desa Wisata Dipercepat hingga Oktober 2024

Sertifikasi Halal di 3.000 Desa Wisata Dipercepat hingga Oktober 2024

Travel Update
5 Pantai di Cilacap, Cocok Jadi Lokasi Healing dan Surfing

5 Pantai di Cilacap, Cocok Jadi Lokasi Healing dan Surfing

Jalan Jalan
Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com