DURBAN, KOMPAS.com – Pada 2017, Durban di Afrika Selatan adalah salah satu kota dengan waktu puasa terpendek di dunia, yaitu sekitar 12 jam. Sudah begitu, cuacanya adem semilir tapi yang enggak sampai terlalu bikin kedinginan juga.
Langit biru, matahari terang benderang, laut membentang luas di depan mata, dan suhu udara 24 derajat Celcius, pada Senin (5/6/2017) siang, tak sedikit pun terasa terik.
Justru, hawanya berasa sedang ada di Puncak, Bogor, Jawa Barat, sekalipun waktu menunjukkan pukul 13.00 waktu setempat.
“Di sana musim berkebalikan dengan Eropa. Juni bisa jadi dingin, bahkan pernah turun salju,” kata Hery Prasetyo, wartawan di Jakarta yang pernah meliput di Durban, Sabtu (3/6/2017), begitu tahu Kompas.com akan berangkat ke sana.
Embusan anginnya saja yang bikin merinding-merinding adem. Entah kalau ini cuma tergantung level “ndesa” atau tidaknya seseorang menyikapi suhu udara dan cuaca.
Azan Subuh di Durban berkumandang pada pukul 05.13 waktu setempat. Itu setidaknya suara dari aplikasi di ponsel. Lalu, Maghrib adalah pukul 17.06 waktu setempat. Selama satu hari di Durban, gaung azan dari kejauhan belum pernah terdengar.
Pada Minggu (4/6/2017) dan Senin malam, Kompas.com bersama sejumlah wartawan dari Asia Pasifik pun menjajal salah satu menu halal di sana.
Kalau mau irit dan asal kenal merek makanan, satu paket berisi dua potong ayam dan kentang goreng dari salah satu franchise makanan cepat saji global di sini punya harga 31 rand Afrika Selatan.
Wisata
Durban menawarkan banyak pilihan lokasi wisata. Sayangnya, lokasi itu bertebaran.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan