Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Daerah Wisata yang Kembali "Bangkit" Usai Diterjang Tsunami

Kompas.com - 30/09/2018, 14:11 WIB
Silvita Agmasari,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tsunami meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga korban dan penduduk sekitar. Namun daerah-daerah berikut dapat bangkit setelah diterjang tsunami.

Daerah tersebut kembali membangun insfratsruktur dan menjadi destinasi wisata yang terkenal. Di mana saja?

1. Aceh, Indonesia

Tsunami di Aceh yang terjadi 26 Desember 2004 menjadi salah satu bencana paling dahsyat di Indonesia. Gempa dan tsunami di Aceh terjadi karena gempa bumi megathrust bawah laut, yang memicu tsunami di pesisir Samudera Hindia.

Bukan hanya Aceh, ada 14 negara yang terkena bencana gempa dan tsunami di hari yang sama.

Aceh menjadi tempat paling terdampak dengan perkiraan korban melebihi 200.000 jiwa. Kini Aceh kembali bangkit dan beberapa situs mengenai tsunami dibangun sebagai peringatan sekaligus sarana edukasi.

Situs tersebut adalah Museum Tsunami, PLTD Apung, Kapal Apung Lampulo, dan Monumen Aceh Thanks to the World.

2. Phuket, Thailand

Selain Aceh, ada pula Phuket, Thailand yang terkena dampak dari gempa bumi megathrust pada 26 Desember 2004.

Daerah wisata andalan Thailand ini luluh lantah diterjang tsunami. Selain warga lokal, ada banyak turis yang meninggal akibat bencana ini.

Daerah lain selain Phuket yang terkena bencana tsunami adalah Krabi, Ranong, Satun, Trang, dan Phang Nga. Saat ini Phuket sudah sepenuhnya pulih dan masih menjadi destinasi incaran wisatawan asing berkunjung ke Thailand.

Kota Male, ibu kota Maladewa dilihat dari pesawat.NOVA DIEN Kota Male, ibu kota Maladewa dilihat dari pesawat.

3. Maladewa

Sama seperti Aceh dan Phuket, Maladewa juga menjadi lokasi yang terkena dampak tsunami di momen yang sama. Dilaporkan ada 82 korban meninggal dan 40 orang hilang akibat tsunami.

Jumlah korban di Maladewa lebih sedikit dibanding Aceh dan Phuket lantaran menurut warga lokal, ketinggian ombak tidak masif namun tetap merendam satu pulau.

Saat ini ancaman Maladewa justru permukaan daratan yang tenggelam ditelan laut karena pemanasan global.

Warga berdoa untuk para korban tsunami di tugu peringatan SD OKawa di Ishinomaki, Prefektur Miyagi. Saat tsunami menghantam kawasan ini dua tahun lalu, sedikitnya 70 orang siswa sekolah ini meninggal dunia.TOSHIFUMI KITAMURA / AFP Warga berdoa untuk para korban tsunami di tugu peringatan SD OKawa di Ishinomaki, Prefektur Miyagi. Saat tsunami menghantam kawasan ini dua tahun lalu, sedikitnya 70 orang siswa sekolah ini meninggal dunia.

4. Tohoku, Jepang

Gempa bumi melanda daerah Tohoku, Jepang dengan kekuatan 9,0 Skala Ritcher pada 2011. Akibat gempa bumi ini terjadi tsunami yang dengan tinggi mencapai 40,5 meter.

Gempa bumi yang ter jadi 11 Maret 2011 ini sering disebut sebagai gempa bumi terdahsyat yang dialami di Jepang bagian timur.

Sekitar 15.000 orang tewas karena bencana ini. Jumlah korban dapat ditekan karena sistem penanggulangan bencana di Jepang yang baik. Namun gempa bumi ini memicu kebocoran Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Fukushima.

Sampai saat ini Jepang masih terus melakukan upaya rekonstruksi. Bencana yang menimpa Jepang ini tidak membuat Negeri Sakura kehilangan daya tarik sebagai destinasi wisata dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com