Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panen Madu Lestari Jaga Pertumbuhan Lebah di Hutan

Kompas.com - 24/10/2018, 21:09 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

FLORES TIMUR, KOMPAS.com - Potensi hutan Indonesia yang tersebar di berbagai pulau diikuti oleh potensi madu hutan yang juga banyak tersedia di berbagai daerah. Mulai dari hutan di Sumatera, Hutan Flores, Hutan Banten, dan Kalimantan.

Namun, dari berbagai hutan tersebut cara panen yang dilakukan bisa berbeda-beda. Perbedaan tersebut juga dipengaruhi budaya leluhur suku yang menempati hutannya.

"Memang cara panen tiap hutan asalnya bisa berbeda-beda, biasanya dari leluhurnya, suku yang diam di sana dari dulu sudah memanfaatkan madu," tutur Yohanes Lewonamang Hayong, pemilik Rumadu saat ditemui di Desa Dun Tana, Flores Timur, NTT, Sabtu (13/10/2018).

Yohanes mengaku, dahulu sebelum tahu cara panen yang benar ia juga memanen dengan cara memotong semua bagian sarang. Hal itu berakibat semua lebah dan organisme yang ada didalamnya terkena dampak, bahkan mati.

Salah satu pemanen madu hutan flores sedang memanen madu diatas pohon dengan ketinggian 25 meter, di Duntana, Flores Timur, NTT, Sabtu (13/10/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Salah satu pemanen madu hutan flores sedang memanen madu diatas pohon dengan ketinggian 25 meter, di Duntana, Flores Timur, NTT, Sabtu (13/10/2018).
"Dulu tebas sarang semua, sampe di bawah langsung kita peras semua sarangnya. Ada juga kan orang yang caranya dibakar," kata Yohanes.

Menurutnya saat ini panen yang paling benar dan digalakkan oleh berbagai pihak ialah panen lestari, dengan memperhatikan kelangsungan hidup lebah.

Ia menuturkan cara panen lestari ialah dengan memotong dua per tiga ujung sarang yang biasa dinamakan kepala sarang. Hanya di sanalah tempat cadangan madu lebah, yang tiap tiga minggu tumbuh kembali.

"Jadi yang kita potong itu hanya yang ada madunya. Kalau kita potong semua nanti di sarang itu ada nektar, larva, lumbung makanan, polen, sampai tempat lebah-lebah ikut hancur," tuturnya.

Salah satu pemanen madu hutan Flores di Duntana, Flores Timur, NTT, Sabtu (13/10/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Salah satu pemanen madu hutan Flores di Duntana, Flores Timur, NTT, Sabtu (13/10/2018).
Dengan metode panen tersebut, petani madu dapat memanen berkali-kali di tempat yang sama dalam waktu panen yang sama. Semisal di waktu panen yang paling potensial Agustus-Oktober petani madu dapat memanen tiga kali di satu sarang dan pohon yang sama.

Sementara jika masih menggunakan cara panen konvensional hanya bisa satu kali panen di tempat yang sama, karena sarangnya habis total.

"Tujuannya menjaga populasi lebah agar tetap berkembang, jadi kalau beli produk ini ikut melestarikan populasi lebah apis dorsata hutan Flores," tutur Yohanes.

Dengan cara ini juga kualitas madu lebih terjaga, karena lebih higienis, tidak bercampur mikroba lain yang tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia. Bahkan bercampurnya mikroba lain dapat memicu fermentasi yang menyebabkan madu rusak dalam jangka waktu tertentu.

Yones, pengusaha madu hutan flores sedang menerangkan bagaimana mengolah madu hutan agar tetap murni tanpa campur tangan apapun, di rumah produksi Rumadu, Konga, Flores Timur, NTT, Sabtu (13/10/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Yones, pengusaha madu hutan flores sedang menerangkan bagaimana mengolah madu hutan agar tetap murni tanpa campur tangan apapun, di rumah produksi Rumadu, Konga, Flores Timur, NTT, Sabtu (13/10/2018).
"Kalau yang diperas, semua mikrobanya nyatu, setelah enam bulan biasanya menghitam terjadi fermentasi dan mengasam," kata Yohanes.

Kini ia bersama rekan-rekannya dalam Koperasi Senoesa giat menyuarakan panen lestari ke berbAgai desa-desa penghasil madu di FLores Timur, NTT. 

"Jadi kita datang ke masyarakat tidak seolah-olah hanya beli madu, tapi untuk mengedukasi juga, ada hubungan erat antara hutan-lebah-madu," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com